Lihat ke Halaman Asli

Murni Rianti

Pustakawan SMK Yudya Karya Kota Magelang

Surat Cinta dari Ilham

Diperbarui: 9 Januari 2023   22:04

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Beberapa hari ini, tidak bertemu Ilham. Dia anak yang baik, dan rajin. Kadang kalau melihat teman sedang sendiri, dia menghampiri dan mengajak ngobrol santai sambil selonjoran. Kalau pas lewat depan ruang guru, melongok dan menyapa yang ada di sana. 

Anak ini, sering sakit perut. Di meja ruang guru kebetulan sedang tidak ada makanan. Kalau ada, beberapa teman menyodorkan dus kue bawaan dari rumah. Atau jualan teman-teman yang mengajar sambil dagang, dibeli untuk diberikan ke Ilham.

Pernah kami berangkat bersama menghadiri undangan dari Forum Komunitas Literasi. Seperti biasa, kami mendapat dus makanan kecil dan teh panas dari panitia setempat.

Karena belum juga mulai, lebih nyaman menikmati teh panas sambil ngobrol dengan Ilham. Ilham hanya minum saja, dus makanan kecil dimasukkan ke tas ransel besar. Isinya baju dagangan milik Bu Darmi, Ibu Ilham.

"ini untuk Mamak saya," saya hanya diam. Dalam hati, lha kamu sendiri sering sakit perut kok ga dimakan. Tetapi demi ibunya, jadi terdiam, tidak menyampaikan isi hati ke Ilham.

Saya menambahkan sisa makanan lain ke dus Ilham, dan menyampaikan, "ini juga untuk    Mamak Ilham dan adikmu." Ilham jawab, "Terima  kasih."

Tibalah jatah makan siang. Rupanya Ilham juga tidak menikmati makan siang jatah kegiatan siang ini. Terpikir lebih baik bawa sekolah saja. 

"Jangan lupa, di makan. Apa mau dimakan di sini saja, mumpung sepi. Nanti kalau kamu bawa ke kelas, kamu malah tidak makan."

"Memang tidak saya makan, Bu. Ini semua untuk Mamak. Mamak , Ulang Tahun. Sehari-hari hanya nasi dan tempe atau telur. Mumpung ada makanan enak bisa untuk acara di rumah."

Tangan otomatis terulur. "Ini juga, untuk nambahi acara di rumah. Masih ada telur asin dagangan Bu Isti. Bawa sekalian." Bawaannya semakin banyak. Dagangan baju milik ibunya, 2 dus makan siang dan 2 dus makanan ringan, 10 telur asin.

Ternyata, dia siap dengan tali bekas kaos olahraga yang sobek-sobek milik Ayahnya. Semua terikat dibelakang Ilham, diboncengannya. Berlalulah dia dengan senyum bahagia dan salam perpisahan yang terasa menyenangkan.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline