Lihat ke Halaman Asli

Murni Oktarina

Inspektorat Kabupaten Penukal Abab Lematang Ilir

Curhatan HP dan Al-Qur'an

Diperbarui: 6 Juni 2017   00:26

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Fiksiana. Sumber ilustrasi: PEXELS/Dzenina Lukac

Semalam-entah jam berapa, aku terbangun oleh suara bisik-bisik di belakangku. Saat itu aku tidur menghadap sebelah kanan, seperti yang disunnahkan Rasulullah SAW.

“Apabila kamu hendak tidur maka berwudhulah (dengan sempurna) seperti kamu berwudhu untuk sholat, kemudian berbaringlah di atas sisi tubuhmu yang kanan.” (HR. Bukhari)

Sayup-sayup aku mendengar seperti suara dua orang yang sedang berbicara, namun dengan suara yang pelan sekali. Sebenarnya aku hendak segera membalikkan badan ke sebelah kiri, tapi hatiku mengatakan jangan.

Ah, ini suara apa? Aku berusaha mempertajam pendengaranku. Sembari berusaha meraba-raba ke sisi tempat tidurku untuk mencari HP, aku baru teringat kalau HP-ku sedang di-charge. Letaknya di atas meja, di sebelah kiriku. Tak mungkin aku membalikkan badan, jadi niat memainkan HP aku urungkan.

"Aku capek, An. Setiap saat aku dipaksa untuk beroperasi. Disentuh-sentuh, ditekan-tekan, hingga tenagaku habis. Giliran tenagaku habis, aku diomelin. Bahkan ketika ia marah, aku pernah dilempar hingga tubuhku berantakan. Aku gak pernah dibiarkan beristirahat, kecuali ia tertidur seperti saat ini. Rasanya nyawaku tidak lama lagi."

Teman yang dipanggilnya An, hanya diam mendengarkan. Wajahnya terlihat murung.

"Kenapa kamu yang terlihat bersedih, An?"

An menatap temannya sejenak lalu berkata, "Saudaraku pernah bercerita bahwa di masa-masa dulu, ia dan teman-temannya pernah merasakan begitu dekat dengan manusia, seperti kamu. Setiap saat dibawa manusia ke mana-mana, dipeluk, dijaga, dibaca, dipelajari, bahkan manusia-manusia dulu selalu menerapkan apa yang dikatakan saudaraku."

An menghela napas sebentar, lalu ia melanjutkan. "Kamu tau gak manusia saat ini sudah banyak sekali yang melupakanku dan saudaraku. Mereka lebih memilih dekat denganmu. Hanya kamu yang diingat. Hanya kamu yang ditanyakan. Hanya kamu yang dicari."

Al-Qur'an sudah tak mampu membendung airmatanya. Sementara HP memandangnya bingung.

"Setiap malam, sehabis maghrib atau isya aku selalu menunggu di atas meja ini. Aku maklum dari pagi sampai sore mungkin ia tak sempat bersamaku, aku hanya berharap di malam hari ia memiliki waktu bersamaku. Aku juga berharap akan dibawa kepangkuannya, dibacanya meski hanya beberapa menit. Tapi apa, sehabis shalat ia hanya mencari kamu, HP. Sambil tidur-tiduran, ia memegangmu, menyentuhmu, dengan wajah sumringah. Aku iri melihat keakraban kalian. Aku sedih karena sudah terlupakan. Padahal di akhirat nanti, aku bisa menjadi penolongnya, menjadi pembelanya. Apakah ia masih belum menyadarinya?"

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline