Lihat ke Halaman Asli

murni asih

My Son is my life to the jungle and to the future. Don't say you can't do but try before do it, and we will can do the best.

Suami yang Lalai

Diperbarui: 6 Juli 2020   13:04

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gaya Hidup. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

Suami yang Lupa Kebahagiaan Istrinya

Sesaat sebelum menikah biasanya laki-laki datang dengan sejuta kata dan janji-janji manis. Tapi tidak tahukah kami ladies kenyataan itu tidak semanis janji itu. Maka banyak yang rela rumah tangganya dibiarkan hancur karena tidak kuatnya ketahanan hati menghadapi keegoisan suami. 

Saat pacaran laki-laki sudah biasa mengalah agar hati wanitanya berbunga-bunga dan menganggap sang pacar sangat teramat mencintainya. Sungguh semua berbalik saat kita sudah menikah, meskipun tidak semua laki-laki begitu tapi bisa dipastikan 90% kebanyakn begitu. 

Terkadang dari hal yang paling kecil yang kelihatannya sangat remeh. Seperti kamu pulang lebih awalnya saat kerja, jangan nongkrong di jalan, jangan merokok sayang uangnya bisa ditabung. Simple dan sepele kan jangan kamu anggap itu wajar loh ladies tapi saat kita berkata dengan harapan penuh untuk kebaikan-kebaikan pasangan tapi kata-katamu tidak terpenuhi kamu akan tahu artinya tidak dihargai dan tidak dianggap ada.

Saat masuk ke dalam hal-hal yang lebih rumit dan komplek suami biasanya akan menjaga gengsinya untuk pendapatnya. Dia akan beranggapan dia adalah laki-laki maka tak sepantasnya wanitaku melawanku, miris banget ga si kawan kalau kamu punya tipikel laki-laki begitu. 

Bisa dibilang hidupmu bakalan suram karena dia pasti akan menjadi laki-laki yang tegas dengan pendiriannya. Baik si menurut kebenaran tapi terkadang berwatak kaku hanya membuat sebuah hubungan seperti mengumpulkam bola-bola panas yang setiap saat bisa membesar dan menghancurkannya.

 Awalnya pernikahan biasanya keegoisan suami bisa terlihat sifat aslinya. Dari yang jarang mandi, suka mendengkur, doyan ngomel, suka naruh handuk basah di kasur, gonta-ganti baju kotor tanpa di cuci. Laki-laki memang ditakdirkan tidak rapih,  itu sudah kebiasaan tapi siapa yang tidak jengkel kalau sekali dua kali sampai tiga kali warningmu tidak digubris bisa gondoken kamu sebagai istri. Capek beresin kotor lagi, belum lagi kedisplinan istri dibilang cerewet.

Saat masuk usia 1 tahun adaptasi yang dibumbui percekcokan biasanya si karena salah paham. Maksud hati berkata A si pasangan mengartikan B. Menikah untuk butuh kesabaran ektra untuk saling mengerti satu sama lain. 

Tapi beda loh yah kalau kamu/ pasanganmu lebih mencintai bisa dipastikan malah akan damai karena yang lebih mencintai lebih sering mengalah untuk menghindari percekcokan karena ada rasa takut kehilangan dan kemarahan pasangan adalah sesuatu yang lebih menyakitkan. Beda kalau kamu saling mencintai atau bahkan tidak ada cinta pasti semua akan berebut benar bukan lagi berebut salah.

Masuk pada fase kamu membangun rumah ladies kalau kamu tidak punya uang bisa dipastikan lebih baik kamu cukup jadi penonton saja karena bisa jadi pendaptmu seperti kentut yang bau ga  enak dengar apa lagi dihirup. Laki-laki lebih punya kuasa kalau dia lebih banyak duit tapi akan beda kalau kamu lahir dari keluarga kaya, orang tuamu memeberikan kemewahan bisa dipastikan itu kamu adalah ratunya. Jangan lantas kamu jadi sedih ladies  kamu berhak bahagia tanpa suami begitu. 

Kamu punya cara untuk membuat hidupmu lebih berarti di mata anakmu kamu bisa mengembangkan bakatmu untuk mewujudkan impian-impian besarmu kelak. Karena kamu harus menjadi wanita kuat tanpa materi dari orangtuamu. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline