Euforia reformasi tahun 1998, diikuti dengan peristiwa politik yang tak kalah penting di daerah. Aspirasi tentang pembentukan daerah otonom baru bisa disebut pemekaran kabupaten/kota dan provinsi tak terhindari. Provinsi Kepulauan Bangka Belitung adalah salah satunya. Tak terpisahkan, paket pemekaran Kabupaten Bangka dan Belitung dari dua kabupaten menjadi enam.
BERDIRINYA provinsi tak terlepas dari perjuangan sebelumnya, termasuk aspirasi perjuangan Pemekaran Kabupaten Bangka Selatan yang lantang pada era reformasi. Dari empat kabupaten yang dimekarkan di Babel, suara lantang perjuangan itu terdengar dari Habang.
"Lahirnya Bangka Selatan sebagai daerah otonom baru tak lepas dari lahirnya era reformasi. Salah satu kemewahan politik yang dimiliki era reformasi adalah pembentukan daerah otonom baru menyusul berubahnya era sentralistik menjadi era desentralisasi," mengutip dari tulisan Rusmin Sopian, penulis asal Toboali di Kompasiana 11 Agustus 2014.
Rusmin saat era perjuangan pembentukan Kabupaten Bangka Selatan berstatus wartawan, mencatat hari-hari perjuangan itu. Tanggal 27 Januari 2003 adalah hari yang sangat bersejarah bagi warga di lima kecamatan yang ada di Bangka Selatan. Bisa jadi warga di Belitung Timur, Bangka Tengah, dan Bangka Barat karena ditetapkan sebagai daerah otonomi baru oleh DPR dan pemerintah dengan UU Nomor 5 tahun 2003.
"Tahun 1999 dimotori oleh para pemuda dan tokoh masyarakat di Toboali memperjuangkan pemekaran berdirinya Bangka Selatan. Perjuangan itupun sebelum provinsi terbentuk hampir membuahkan hasil karena rekomendasi Bupati Bangka dan DPRD sudah disetujui oleh Gubernur Sumatera Selatan," kata Justiar Noer Bupati Bangka Selatan.
Arus perjuangan pemekaran mewabah di Indonesia, para pemuda dan tokoh masyarakat Toboali setelah beberapa kali menggelar pertemuan kemudian membentuk Komite Perjuangan Pemuda Toboali (KPPT). Oraganisi dipimpian Eddy Sani sebagai wadah memperjuangkan Bangka Selatan sebagai daerah otonom baru.
Gagasan kaum muda lewat KPPT bersifat lokal itu direspon Pemerintah Kecamatan Toboali dipimpin Hardi, SH dengan membentuk panitia persiapan Toboali sebagai Ibukota Kabupaten Bangka Selatan. Tak saja berembug di Toboali, virus perjuangan menebar hingga lima kecamatan, yakni Payung, Pulau Besar, Simpang Rimba, hingga Pulau Pongok.
Hampir setiap hari tanpa lelah puluhan warga dari lima kecamatan ini bolak balik ke Sungailiat menyampaikan aspirasi mereka. Lobi politik sampai ke elit di pusat, berkali-kali aksi demontrasi di halaman kantor DPRD Bangka.
Perjuangan inipun tak berhenti pada kalangan pemuda, bola saju perjuangan menggelinding, beberapa kaum muda dan tokoh masyarakat serta para pengusaha lokal membentuk GPT (Gerakan Peduli Toboali) dipimpin oleh Hasan Sudiato. Bukan sebagai wadah tandingan, tapi organisasi menopang percepatan Bangka Selatan sebagai kabuaten untuk segera terwujud. (*)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H