Lihat ke Halaman Asli

Manfaat Ampas Tempe dan Tahu

Diperbarui: 25 Juni 2015   23:55

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Parenting. Sumber ilustrasi: Freepik

Saya tinggal disebuah kampung, namanya itu kampung Jatimulya, di Tambun Selatan, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat. Di daerah saya khususnya tetangga saya sendiri, banyak yang mengadu nasibnya dengan membuat lalu menjual tahu dan tempe. Dalam pembuatan tahu dan tempe, orang-orang pembuat tempe dan tahu tersebut tidak memanfaatkan ampasnya melainkan dibuang. Namun, sebagian pembuat tempe  dan tahu tersebut ada yang bisa memanfaatkan ampas tersebut dengan memproses atau membuat ampas tersebut menjadi bahan baku pakan, ampas tersebut bisa langsung diberikan dengan tambahan sedikit ikan asin, atau dapat juga diolah lebih dulu menjadi tepung dengan mengeringkannya dalam oven atau dijemur lalu digiling. Biasanya kalau dijawa ampas tahu hanya digunakan untuk membuat “tempe gambus”, namun karena saya tinggal di daerah Jawa Barat, sehingga tidak banyak orang yang tahu kalau ampas tahu bisa diolah menjadi makanan “tempe gambus”. Saya baru tahu kalau ada makanan yang berasal dari ampas tahu yang namanya “tempe gambus” setelah tinggal di Semarang. Setelah saya tahu kalau ampas bisa dibuat makanan saya menyarankan kepada orang-orang yang membuat tempe dan tahu tersebut agar menggunakan ampasnya untuk dibuat “tempe gambus”. Tetapi ingat untuk pembuatan “tempe gambus dan susu kedelai” harus memakai ampas yang segar, bersih dari kotoran dan bau normal tidak basi.

Sebenarnya kandungan ampas tahu ini masih cukup tinggi, karena mengandung protein 2,47 %, karbohidrat 3,03%, air mineral dan sedikit lemak. Ampas tahu dan tempe yang masih cukup bergizi ini bisa kita konsumsikan ke masyarakat kalangan rendah, menengah maupun kalangan atas, yaitu dibuat “susu kedelai”. Rasa susu ampas tahu ini sama dengan susu kedelai dan bermanfaat bagi kesehatan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline