Lihat ke Halaman Asli

Lulus Kuliah, hanya soal waktu saja

Diperbarui: 26 Juni 2015   10:07

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ekonomi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Caruizp

Cepat atau Lambat, Menjadi Sarjana Hanyalah Soal Waktu

“Konsep sarjana ideal adalah mereka yang semasa menjadi mahasiswa memberi kemanfaatan, lulus cepat dan tidak menambah angka pengangguran di Indonesia. Yang jangan sampai terjadi adalah mahasiswa yang lulus lama tetapi ketika sudah menjadi sarjana-pun masih menyumbangkan tambahan pengangguran warga negara Indonesia.”

Lulus cepat atau lambat dari sebuah perguruan tinggi adalah sebuah pilihan. Lulus itu pasti, hanya soal waktu saja. Lulus cepat dengan predikat memuaskan sudah pasti menjadi harapan setiap mahasiswa. Akan tetapi, kenyataannya  banyak sekali mahasiswa yang lulus cepat kemudian berstatus pengangguran atau para pencari kerja sehari sejak wisuda digelar. Hal ini dikarenakan selama masih menjadi mahasiswa tidak pernah memanfaatkan waktu untuk berorganisai sehingga ketika keluar dari kampus tidak memiliki pengalaman selain hanya belajar, padahal ilmu bekal menuju dunia pekerjaan tidak dipelajari dalam kurikulum perkuliahan. Hanya didapatkan dari kemampuan sotf skill yang banyak didapatkan melalui organisasi.  Jumlahnyapun tidak sedikit, ribuan bahkan sampai berjuta-juta. Map berisi surat lamaran, curriculum vitae, dan pas foto seakan menjadi barang wajib begitu status “mahasiswa” ditanggalkan dari badan. Mendaftar kerja, interview dan tes kepribadian  menjadi menu rutin yang selalu terhidang tiap kali memasuki pintu perusahaan.

Memang tidak dapat dipungkiri bahwa banyak pula mahasiswa ideal, yaitu mereka yang lulus cepat dan langsung ditempatkan di sebuah lembaga yang cukup ternama karena prestasi akademik yang menonjol semasa kuliah, namun sayang mahasiswa yang seperti ini jumlahnya tidak begitu banyak. Termasuk jenis mahasiswa langka yang mampu menyeimbangkan prestasi akademik dan kemampuan soft skill nya.
Lulus lambat dari sebuah perguruan tinggi pun bukan sebuah kutukan. Kenyataannya, banyak sekali mahasiswa yang betah berlama-lama di kampus demi menjalani sebuah proses lanjutan agar ketika sudah lulus akan lahir sebagai sarjana yang sudah mapan, bukan menjadi job seeker atau justru menambah jumlahnya sarjana yang menganggur karena belum memiliki persiapan yang cukup matang untuk langsung diterjunkan ke dunia kerja.

Bergelut di bidang wirausaha atau organisasi dapat dijadikan sebagai salah satu alternative yang dapat dilakukan oleh mahasiswa sebagai salah satu sarana mempersiapkan calon sarjana yang siap untuk diterjunkan ke dunia pekerjaan. Ini memang bukan harga mati bahwa seorang enterpreuner mahasiswa atau organisatoris lantas menjadi katagori sarjana yang tidak sempat mengalami status sebagai pengangguran, akan tetapi setidaknya kemampuan berwirausaha, adanya jaringan dan soft skill yang dilatih selama belajar di organisasi dapat dijadikan sebagai nilai tambah ketika mencari kerja.

Kenyataan berbicara bahwa banyaknya mahasiswa yang ketika sudah mulai asyik dengan wirausahanya lantas sedikit melupakaan aktivitas akademik. Hal ini tak sepenuhnya  dapat disalahkan karena masing-masing mahasiswa memiliki pilihan hidupnya masing-masing, yaitu lulus cepat dengan menambah angka pengangguran atau lulus lama tetapi memberi kemanfaatan karena mampu menciptakan sebuah lapangan kerja baru/minimal tidak menambah angka sarjana yang mengangur di Indonesia.

Yang tidak boleh terjadi pada mahasiswa di Indonesia adalah mahasiswa yang lulus lama namun ketika lulus juga menambah angka pengangguran dikarenakan kebiasaan bermalas-malasan selama masih menjadi mahasiswa masih membudaya ketika sudah menyandang gelar sarjana. Jangan biarkan hal ini terjadi.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline