Lihat ke Halaman Asli

Aksi: solusi atau masalah?

Diperbarui: 26 Juni 2015   10:07

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Mahasiswa dikenal sebagai pasukan garda terdepan dalam mengkritisi kebijakan pemerintah. Memiliki kekuatan intelektual yang melebihi masyarakat awam, mahasiswa memang seharusnya bergerak lebih. Kekuatan intelektual ini selayaknya diimbangi dengan kepekaan sosial. Seperti halnya yang dipesankan dalam film Spiderman, “seiring dengan kekuatan yang besar, akan muncul tanggung jawab yang besar pula”.

Jumlah mahasiswa hanyalah sebagian kecil dari jumlah masyarakat namun dengan kekuatannya, mahasiswa adalah satu-satunya tumpuan yang menjadi tangan panjang masyarakat terhadap pemerintah. Rakyat menjerit, siapa lagi yang akan maju kalau bukan mahasiswa.

Berdasarkan Undang-Undang no 9 tahun 1998, tiap warga masyarakat berhak untuk mengemukakan pendapatnya di depan umum. Aksi adalah salah satu cara jika jalan diskusi dan diplomasi sudah buntu. Sebuah tujuan mulia dari aksi harus dibarengi pula dengan cara-cara yang santun.

Sebelum turun ke jalan, peserta aksi harus mempersiapkan dengan baik. Isu yang akan disuarakan harus dibahas dengan baik, harus ada konsolidasi agar semua peserta aksi paham tujuan dan urgensi aksi sehingga tidak asal-asalan ikut sehingga mudah diprovokasi oleh pihak lain yang dengan sengaja berniat ingin mengambil keuntungan dari ricuhnya aksi.
Sebagai kalangan terpelajar, semua peserta aksi harus mampu mengendalikan diri. Aksi adalah bagian dari solusi permasalah. Adalah sebuah pantangan bagi aksi mahasiswa yang justru menimbulkan permasalahan baru yang meimbulkan keresahan pada masyarakat.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline