Lihat ke Halaman Asli

Memperbaiki Keekonomian Bioenergi?

Diperbarui: 12 Agustus 2016   08:11

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ekonomi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Caruizp

Selulus kuliah, sekitar 15 tahun yang lalu, beberapa teman kuliah berdjoeang, untuk menyiapkan Bahan Bakar Nabati, agar negeri ini lebih siap, saat nanti minyak bumi habis, saat kita menjadi net exporter natural gas pada tahun sekitar tahun 2020-an.

Rekan-rekan waktu itu membuat biodiesel dari minyak goreng bekas.

Tapi berhubung masih banyaknya kendala, diantaranya sustainability dari feedstock, kisah perdjoeangan itu belum berakhir manis.

Tahun 2006, Ikatan Alumni ITB 77 mencoba pabrik biodiesel dengan skala yang lebih besar, menggunakan minyak sawit sebagai feedstock.

Tapi sepertinya belum juga bertahan untuk jangka panjang.

Ada banyak PR besar, jika pemerintah ingin tetap memiliki industri bahan bakar nabati yang kuat, antara lain.

1. Memperbaiki ke-ekonomian industri biodiesel dengan mengintegrasikan kilang nabati ini, diantaranya dengan mengolah byproduct (glycerol) menjadi bahan kimia yang paling mahal dan paling ekonomis.

Makalah kami berikut ini mencoba merangkum, satu arah pengolahan glycerol menjadi acrolein.

A. Galadima, O. Muraza, A Review on Glycerol Valorization to Acrolein over Solid Acid Catalysts, Journal of the Taiwan Institute of Chemical Engineers, In Press, 

2. Membuat kebijakan energi nasional yang 'memampukan', agar industri bahan bakar nabati (BBN) bisa bertahan. Minyak dan gas bumi saat ini masih oversupply, tanpa proteksi, industri bioenergi akan habis. 

3. Menyiapkan suplai feedstock yang aman untuk jangka panjang

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline