Lihat ke Halaman Asli

Membuka Peluang Sukses (Bagi yang Pernah Gagal)

Diperbarui: 24 Juni 2015   01:33

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Hari hari ini, menjelang kelulusan mahasiswa S2, banyak mahasiswa yang mencantumkan nama saya sebagai pemberi rekomendasi. Entah mengapa, mereka percaya menaruh email saya pada slot yang menentukan tsb. Tapi saya pribadi senang, jika bisa membantu. Dulu saat mahasiswa, saya terinspirasi cerita dosen kami tentang makna 'berilah kesempatan',' jalmo tan keno kiniro' (masa depan seorang manusia itu tidak bisa ditebak). Seseorang mahasiswa yang biasa-biasa saja, saat mendapatkan kesempatan yang baik, akan bisa menjadi luar biasa.
Alhamdulillah, beberapa mahasiswa kami benar-benar memanfaatkan peluang tersebut. Ada mahasiswa yang bahkan mendapatkan offer S3 dari Imperial College London, Cambridge, UCL dan seterusnya.

Masih tentang 'membuka kesempatan bagi orang untuk sukses' ini, kita mungkin ingat dengan Albert Einstein yang pernah kesulitan uang untuk sekolah, pernah gagal masuk ujian masuk universitas (ke ETH Zurich), dan pernah kesulitan mendapatkan pekerjaaan sebagai akademisi. Toh dengan waktu, saat kesempatan itu datang, ia membuktikan kontribusinya. Kita juga masih ingat Carlos Bilardo, mantan pelatih sepakbola Argentina, yang membawa Argentina juara dunia di tahun 1986. Sebagai pemain, ia tidak pernah terlihat spesial. Tapi dengan diberinya kesempatan, ia mencatatkan diri sebagai pelatih sukses. Hal yang sama mungkin juga berlaku bagi Jose Maurinho. Tidak sukses sebagai pemain, bukan berarti tertutup karir baginya. Saat peluang datang, ternyata Maurinho bisa berkembang menjadi pelatih terbaik dunia. Kisah yang sama juga berlaku pada Prof. John Forbes Nash Jr, diawal karirnya, universitas sempat ragu untuk memberikan kesempatan padanya untuk mengajar.

Dalam sebuah artikel, Prof. Ahmed Zewail, penerima Nobel Kimia tahun 1999 menekannya pentingnya pengaruh budaya positif di masyarakat pada kesuksesan individu. Bukanlah orangorangdinegeribarat yang cerdas, tapi mereka memberi peluang bagi orang gagal untuk sukses; bukan seperti di tempat lain, dimana 'lubang buatan di gali' sedemikian rupa, sehingga orang yang (berpotensi) sukses malah menjadi gagal seperti pameo 'susah melihat orang lain senang dan senang saat melihat orang lain susah.
Kita tentu ingat bahwa Anthony Fokker, Bapak penerbanganBelanda, yang ternyata lahir di Kediri.
Juga ada Prof. S.T. Sie, salah seorang Guru Besar legendaris di TU Delft Belanda yang lahir di Surabaya. Makalahnya; "Strategies for multiphase reactor selection", menjadi bacaan wajib di bidang Teknik Reaksi Kimia sedunia [1].

Semoga kita senang memberikan kesempatan pertama, kedua dan ketiga dan seterusnya, agar orang-orang gagal dapat mencicipi nikmatnya sukses. Menciptakan lingkungan yang positif agar potensi orang-orang biasa bisa tersalurkan. Agar setiap orang mendapatkan ruang untuk menjadi insan yang bermanfaat.

Pustaka

[1] R. Krishna, S.T. Sie, Chemical Engineering Science 49 (24), Part A, 1994, 4029–4065.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline