Tahun ajaran baru telah dimulai, ribuan mahasiswa baru dari seluruh penjuruh wilayah Indonesia berkumpul untuk melanjutkan pendidikan ditingkat perguruan tinggi. Kedatangan mahasiswa ini tentu akan menggantikan wajah-wajah mahasisawa lama. Generasi baru yang diharapakan telah siap melaksanakan pembelajaran dengan berbagai latar belakang yang berbeda. Baik itu dari mahasiswa biasa sampai mahasiswa yang berprestasi, semuanya berbaur menjadi satu. Dengan maksud dan tujuan yang sama. Untuk menyelesaiakan masa kuliyah disisni, serta menjadi bagian dari agen perubahan untuk kemajuan bangsa ini.
Semarak kedatangan mahasisawa baru ini, tentulah berbarengan dengan semangat mahasiswa untuk belajar , mengetahaui dan berproses di dalam dunia kampus yang tidak kenal kompromi. Hal ini menjadaikan mahasasiwa dituntut untk berperan aktif diberbagai kegiatan yang ada dikampus. Entah itu kegiatan yang sifatnya akademik maupun kegiatan non akademik. Yang kesemuanya diperuntukan untuk menyambut kedatangan mahasiswa baru tersebut. Berbagia fasilitas pun ditawarna oleh pihak kampus maupun fakultas untuk menunjang kegiatan akademik mahasiswa dalam pelaksanaan masa kuiyahnya. Dengan harapan mahasiswa mampu melangsungkan masa kuliyahnya sesuai target dari masing masing fakultas, yakni 4 tahun atau 8 semster dan tidak melebihi dari 5 tahun. Karaena jika itu terjadi maka mahasiswa akan di drop out.
Dengan kehadiran mahasiswa baru ini, membuat para pengurus oraganisasi baik dari intra kampus, ekstra kampus maupun UKM berlomba membukan stand-sntad pendaftaran. Pada saat itullah istalah baru mulai muncul yakni, open rekrutmen. Open rekrutmen, istilah yang terbayang dikalangan mahasiswa sebagai bentuk pencarian orang. Namun hakekat kata open rekrutmen itu sendiri pada umumnya ternyata lebih luas dari pandangan mahasisaw baru. Open rekrutmen adalah proses mencari dan menarik minat para mahasiswa untuk memenuhi kebutuhan organisasi. Sehingga bagi mahasaiswa baru tentunya akan memulai semuanya dari awal, lalu yang menjadi pertanyaan dalam benak kita “apakah kata open rekrutmen ini akan menjadi alat untuk menuju tujuan yang di inginkan?”. sering kali kita hanya mengira mungkin hanya awalannya saja yang baik, dan pada akhirnya bisa berdampak buruk.
Inilah yang menjadi acuan dalam membuka paradigma mahasisawa terutama dalam masalah merekrut atau mencetak kader militant, kata open rekrutmen ini harus menjadi kunci untukmembuka paradigma sebelumnya tentnag perekrutkan yang cenderung menyimpang. Generasi penerus harusbisa menjadi generasi yang kritis, inofatif, dan konsisten dengan keputusannaya. Mahasiawa tidak sepatutnya menjadi orang yang sekedar ikut-ikutan dengan mehasisaw lain. Namum mampu berpikira dengan konsistan, sehingga perekrutan bisa berjalan dengan benar. Karana mahasiswa barulah yang pada akhirnya akan meneruskan perjuanagan organisasi yang ada di dalam kampus. Dalam hal ini untuk pencapai tujuan dan kaderisasi atau regenerai pimpinan di organisasi yang ada dikampus.
Dengan adanya open rekrutendiharapkan akan dapat membuka lebar-lebar konsep pemikiran dari mahasiwa sebagai seorang kader. Kader ialah penerus pergerakan selanjutnya, yang akan menjalankan segenap kegiatan untuk kemandirian organisasi. Itullah sebabnya perekrutan mahasasiwa baru untuk masuk di organasi menjadi hal yang sangat penting.Bukan sekedar pencarian orang semata, melainkan juga untuk keberlangsukan perjuangan dan pergerakan dari organisasi atau komunitas itu sendiri.
Yang menjadi pertanyaan selanjutya, apakah penting adanya open rekrutmen bagi mahasiswa baru? jawabannya sudah amatlah jelas. Bahwa open rekrutmen itu sangatlah perlu. Itu dilakukan agar bisa mendapatkan kader-kader selanjutnya yang mempunyai kompetensi tinggi sekaligus sebagai media pembelajaran bagi mahasiswa untuk mengenmbangkan jiwa kepemimmpinananya, karakter, sof skill dan minat bakat dari mahsiswa itu sendiri.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H