Muqaddim Karim -Direktur Kaukus Politik dan Demokrasi
JAKARTA -Agama Islam merupakan agama yang terbuka. Semangat keterbukaan itu merupakan realisasi dari kedudukan umat Islam sebagai umat penengah. Keterbukaan umat Islam juga ditandai dengan sikap positifnya terhadap bangsa-bangsa lain. Sikap-sikap inilah yang membawa islam sebagai peradaban pertama yang menyatukan khasanah bersama secara internasional.
Berkenaan dengan itu, sejarah telah mencatat bahwa peradaban umat Islamlah yang pertama kali menginternasionalkan ilmu pengetahuan. Internasionalisasi ilmu pengatahuan mereka lakukan dalam dua bentuk, yakni; Petama, sesuai dengan kedudukan dan tugas suci umat Islam sebagai umat penengah dan sebagai saksi atas manusia sebagaimana dalam Q, S. Al-Baqarah/2:143.
Di sisi lain, Kneller juga pernah mengatakan bahwa umat Islam telah berhasil menyatukan dan mengembangkan semua warisan ilmu pengetahuan umat manusia dari hampir seluruh muka bumi.
Kedua, sesuai dengan ajaran agama Islam bahwa ajaran agama harus membawa kebaikan bagi seluruh umat manusia sebagai rahmat bagi seluruh alam.
Ilmu pengetahuan yang telah mereka satukan dan kembangkan itu mereka sebarkan ke seluruh umat manusia tanpa parokialisme dan fanatisme. Dua alasan inilah yang menempatkan umat Islam sebagai pewaris berbagai cabang ilmu pengetahuan.
Selanjutnya, pengaruh Islam terhadap ilmu pengetahuan moderen menjadi sangat sentral posisinya karena pengaruh itu meliputi hampir semua bidang kajian.
Hal ini menempatkan umat Islam pada masanya menjadi pemimpin intelektual dunia sekurang-kurangnya empat abad lamanya. Puncaknya pada masa kekuasaan Khalifah Harun Al_Rasyid dan diteruskan oleh puteranya Al_Ma'mun. Saat itu, barat (Eropa) masih berada dalam kegelapan mutlak.
Hingga tahun 1000 M, eropa masih begitu terbelakang, dan harus bersandar secara total kepada ilmu pengetahuan dunia Islam. Melalui berbagai kontak dengan orang Muslim di berbagai tempat, orang-orang Eropa mulai mengenal kembali ilmu pengetahuan. Pada abad kesebelas mereka baru tergerak secara intelektual dalam Skolastisisme, yang dari situ kemudian menuju Renaissance, titik tolak abad modern.
Di tengah peranan umat Islam dalam perkembangan ilmu pengetahuan dan secara tidak langsung punya andil besar dalam menyongsong abad moderen ini, dalam lingkup Islam sendiri terdapat 4 disiplin keilmuan tradisional Islam yang telah berkembang sampai saat ini.
Empat keilmuan ini penting untuk diketahui sebagai kebanggan atas kekayaan khasanah keilmuan dalam Islam. Meski tidak jarang antara empat disipilin ilmu tersebut bertentangan satu sama lain.