Pembelajaran Berdiferensiasi sebagai Upaya Memaksimalkan Potensi
Oleh Munzuro, S. Pd.
Pengajar Praktik PGP Angkatan 7, Kabupaten Jepara
Tidak dapat lagi kita pungkiri jika murid merupakan sosok individu yang memiliki keunikan tersendiri. Masing-masing individu memiliki berbagai keragaman, contohnya keragaman potensi, keinginan, dan kebutuhan dan masih banyak keragaman yang lain. Meskipun mereka beragam, namun mereka tetaplah anak-anak yang membutuhkan tuntunan dan arahan oleh orang tua, guru, dan orang-orang di sekitar mereka.
Sebagai pengajar praktik dan sekaligus pendidik, saya senantiasa berusaha untuk melakukan praktik baik dalam menuntun murid sesuai dengan kodrat alam dan kodrat zaman sesuai dengan arahan Bapak Pendidikan kita, yaitu Ki Hajar Dewantara. Mereka perlu selalu dituntun agar mereka mampu menebalkan potensi diri karunia Illahi dan dapat belajar hidup bermasyarakat sesuai keadaan, baik pada alam maupun zamannya, sesauai dengan dasar-dasar dan asas-asas hidup kebangsaan yang bernilai sesuai dengan sifat-sifat kemanusiaan.
Salah satu usaha saya dalam menuntun murid, yaitu dengan melakukan pembelajaran berdiferensiasai yang bertujuan untuk memaksimalkan potensi murid. Pada tulisan kali ini, saya akan membahas tentang pembelajaran berdiferensiasi produk pada materi kelas IX semester ganjil, kurikulum 2013 yaitu materi tranformasi.
Saya menyadari, selama ini pelajaran matematika sangat ditakuti dan tidak disukai oleh murid. Hal ini terjadi karena mereka kurang memahami manfaat dari belajar matematika. Oleh karena itu, pada materi pembelajaran transformasi, saya mencoba mengaitkan materi dengan keadaan alam dan zaman murid agar mereka dapat memahami karena mereka terjun langsung ke dalam kehidupan sehari-hari.
Pada pembelajaran berdiferensiasi ini, saya memotivasi murid tentang manfaat belajar transformasi, mengingat materi transformasi yang terdiri dari refleksi(pencerminan), translasi(pergeseran), rotasi(perputaran), dan dilatasi (perkalian), dan menjelaskan ke murid tentang tujuan belajar serta langkah-langkah pembuatan desain/gambar yang menggunakan prinsip-prinsip transformasi. Desain gambar tersebut nantinya dapat digunakan untuk desain kain batik, sapu tangan dan lain sebagainya sesaui dengan kebutuhan mereka.
Pada saat pembuatan desain, sebagian murid-murid menyatakan kesulitan karena mereka merasa tidak memiliki bakat dalam membuat mengambar, namun setelah saya membimbing serta memberi penjelasan bahwa dengan menggunakan prinsip-prinsip transformasi ini, kesulitan mereka dapat teratasi. Murid-murid akhirnya berusaha sekuat daya kemampuannya atau potensinya dalam menyelesaikan desain transformasi. Bahagia rasanya saat saya melihat senyuman terkulum di wajah murid-murid. Mereka akhirnya mampu memciptakan minimal sebuah karya sesuai dengan imajinasi, pengalaman, pemahaman, dan bakat mereka. Selain itu, diperlukan sebuah keyakinan diri pada murid agar mereka lebih percaya diri akan karya yang dimiliki.
Setelah desain berhasil mereka buat, selanjutnya mereka menyimpan hasil karyanya dalam akun media sosial yang dimiliki, kemudian mereka mengirim linknya ke grup WhatsApp kelas matematika agar dapat dilihat oleh teman-temannya dan saya sebagai gurunya. Berikut ini beberapa desain dari unggahan mereka di media sosial yang dimiliki.