Lihat ke Halaman Asli

Munisa

Dosen Tetap Universitas Pembangunan Panca Budi

Program MBKM Skema Pertukaran Mahasiswa Merdeka UNPAB Dengan UIN SUSKA RIAU dalam Kajian Kreativitas Berbasis Neurosains

Diperbarui: 22 Juli 2024   14:09

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dokumentasi MBKM PPM dengan Dekan FAIH, Kaprodi Piaud UNPAB, Kaprodi PIAUD UINSUSKA dan Dosen Pembimbing

Program Merdeka Belajar Kampus Merdeka merupakan sebuah kebijakan yang dikeluarkan oleh Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud). Pada kebijakan program ini, mahasiswa diberikan kesempatan seluas-luasya untuk belajar diluar kampus. Melalui kebijakan ini mahasiswa diharapkan dapat mengembangkan soft skill dan hard skill dan berbagai keterampilan lainnya yang dapat mendukung persaingan di dunia kerja di tengah perkembangan teknolgi digital yang semakin pesat. Salah satu kampus yang berada di daerah Sumatera Utara yang mendukung kebijakan porgram ini adalah Universitas Pembangunan Panca Budi Medan. Saat ini Universitas Pembangunan Panca Budi Medan sudah menerapkan program MBKM salah satu diantaranya adalah program Pertukaran Mahasiwa Merdeka. Pada kesempatan program Pertukaran Mahasiswa Merdeka mahasiswa diberikan kesempatan belajar selama satu semester di seluruh universitas mitra. Universitas Pembangunan Panca Budi medan dalam melaksanakan kegiatan Pertukaran Mahasiswa Merdeka bermitra dengan Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim (UINSUSKA) Riau. Pada program ini mahasiswa diberikan kesempatan untuk belajar mengikuti kelas perkuliahan melalui daring yang dilakukan dengan media zoom, google meeting, google classroom, maupun diskusi online melalui WA group.

Kreativitas pada anak usia dini adalah kemampuan untuk menghasilkan ide-ide baru, menghubungkan konsep yang berbeda, dan mengeksplorasi berbagai solusi terhadap masalah. Kaitannya dengan neurosains melibatkan studi tentang bagaimana perkembangan otak dan proses neurologis mempengaruhi kemampuan kreativitas pada anak-anak. Beberapa area kunci dalam neurosains yang terkait dengan kreativitas anak usia dini meliputi:

Koneksi neuron dan jaringan otak: Proses kreatif melibatkan koneksi yang kompleks antara berbagai bagian otak, seperti korteks frontal (terkait dengan pemikiran abstrak dan perencanaan), korteks parietal (terkait dengan pemrosesan spasial), dan korteks temporal (terkait dengan pemahaman bahasa dan memori).

Plasticitas otak: Anak-anak usia dini memiliki otak yang sangat plastis, artinya mereka lebih mampu untuk membentuk dan memperkuat koneksi-koneksi neuron yang mendasari proses kreatif. Pengalaman dan lingkungan bermain peran penting dalam mengembangkan jalur-jalur kognitif yang mendukung kreativitas.

Neurotransmitter dan regulasi emosi: Kreativitas sering kali terkait dengan kemampuan untuk mengelola emosi dan mengambil risiko dalam berpikir divergen. Neurotransmitter seperti dopamin dan serotonin memainkan peran penting dalam mengatur suasana hati dan motivasi, yang secara langsung mempengaruhi proses kreatif.

Pembelajaran melalui pengalaman sensorik: Anak-anak usia dini belajar dengan cara yang sangat sensorik dan pengalaman mereka dalam menjelajahi dunia fisik dan sosial memberikan bahan bakar bagi kreativitas mereka. Neurosains memahami bahwa pengalaman ini membentuk jalur-jalur saraf dan mempengaruhi perkembangan kapasitas kreatif mereka.

Studi Neurosains tentang kreativitas anak usia dini memberikan wawasan tentang bagaimana pendidik dan orang tua dapat mendukung perkembangan kreatif anak-anak. Dengan memahami dasar neurologis dari kreativitas, kita dapat merancang lingkungan belajar yang merangsang dan mendukung pengembangan kreativitas anak usia dini secara optimal.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline