Lihat ke Halaman Asli

Hari Kartini, Apakah Hanya Sekadar Soal Kebaya dan Sanggul?

Diperbarui: 22 April 2019   22:03

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

aidahnimasputrisabdojati.com

Siapa yang tidak kenal dengan sosok Raden Ajeng Kartini, sosok perempuan yang telah membuktikan loyalitasnya untuk seluruh wanita di Indonesia, menjadikan wanita tak lagi di pandang sebelah mata. Berbicara mengenai Kartini pasti akan terbesit kata pahlawan emansipasi wanita. lalu, ketika ditanya apa itu emansipasi? kebanyakan akan menjawab kemerdekaan bagi kaum wanita untuk memperoleh hak kesetaraan gender. 

Tetapi, emansipasi sendiri dapat juga diartikan sebagai kebebasan wanita dalam melakukan apa yang menjadi hak dan kewajibannya tanpa paksaan dari pihak manapun, namun tetap tidak lupa akan kodratnya sebagai wanita. 

Misalnya, ketika perempuan memutuskan untuk mengejar karir daripada menikah tanpa paksaan dari pihak mana pun , maka itulah emansipasi. Sekarang, hari kelahiran Raden Ajeng Kartini menjadi peringatan untuk mengapreasiasi perjuangan Kartini dalam mencerdaskan para perempuan pribumi. 

Ketika kita masih duduk di bangku TK atau SD, bagi kaum perempuan pasti pernah mengenakan kebaya, full make up dan tak lupa disanggul. Selain menjadi ajang pamer kebaya yang beraneka ragam, Hari Kartini juga biasa dirayakan dengan perlombaan seperti lomba memasak, lombak berdandan dan lomba lain yang berhubungan dengan perempuan. 

Tapi apakah perayaan Hari Kartini hanya sebatas bersifat simbolik saja? Kartini mungkin akan menangis bila melihat nasib perempuan Indonesia saat ini. Masih banyak perempuan yang menjadi korban kejahatan karena masih dipandang sebagai makhluk yang lebih lemah dari kaum laki-laki. 

Contohnya, TKW yang disiksa majikannya bahkan tervonis hukuman mati karena ingin menyelamatkan nyawanya sendiri, atau perempuan yang menjadi korban pelecehan seksual atau bahkan prihatin terhadap gaya hidup perempuan masa kini yang sekan lupa dengan kodratnya sebagai wanita. 

Hari Kartini bukanlah sekedar perayaan simbolik. Hari Kartini seharusnya dapat mengubah paradigma masyarakat bahwa perempuan bisa menjadi tangguh, mandiri dan cerdas. 

Perempuan bisa menjadi sosok yang mampu berkontribusi dalam bidangnya masing-masing. Hari Kartini tidak melulu soal kebaya dan sanggul. Hari Kartini merupakan sejarah yang terus akan diperjuangkan demi mencerdaskan kaum wanita. 

Lalu, bagaimana seharusnya perempuan masa kini merayakan Hari Kartini? Bersenang-senang dengan berbagai ajang seru tentu boleh saja. Tetapi, jangan berhenti hanya sampai disitu saja. 

Seabagai perempuan , belajarlah untuk tangguh dan mandiri. Tidak bergantung pada orang lain bukan berarti tidak membutuhkan bantuan dari orang lain sama sekali, ya. Tetapi, temukan kemampuan dan kekuatan yang kamu miliki. Dengan Begitu kamu akan lebih dihargai oleh orang lain. Untuk wanita cerdas Indonesia dimanapun kalian berada, selamat Hari Kartini!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline