Lihat ke Halaman Asli

"Gagal" Kasmaran

Diperbarui: 15 Juni 2018   03:07

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Sekarang! Jika engkau mencariku, kau bisa temukan aku dihati yang luka dan terabaikan.


Tentangmu sudah aku kisahkan pada perempuan yang telah melahirkanku. Janjimu untuk menungguku terlanjur mendaging ditulangku.

Wajar melupakan janjimu tidak semudah engkau menerima kadatangan 'aku' yang lain. Entah butuh berapa abad daging itu mengelupas. Dahulu engkau ketukkan ditelingaku tak akan ada 'aku' yang lain untuk menggantikan akuku.

Apalagi saat aku menoleh pada masa silam tentang citamu yang menyanggupkan diri untuk menjadi makmum dalam salatku dan ibu dari anak-anakku. Sudah sekian tahun sanggupmu aku tengadahkan selepas salatku.

Tak hanya itu, betapa aku terlalu percaya kalau tak akan ada tabir yang bisa menghalangi keinginanmu yang juga menjadi keinginanku, yakni kebersatuan dalam sebuah rumah dengan hiasan sakinah, mawaddah, warahmah.

Tapi siapa menyana, pilihanmu hari ini mengangkangi dambaan yang dahulu kau cita-citakan. Awalnya, aku begitu yakin kisah Manohara hanyalah hanyalah cerita lawas yang mustahil kembali terjadi.

Nyatanya, aku salah! Sebab seiring berjalannya waktu, engkau merupakan bagian dari kisah -yang menurutku- kelam dan menyakitkan. Sulit bagiku mengatakan bahwa kisahmu -saat ini- merupakan kecelakaan kasmaran lantaran gerak-gerikmu tak ada tanda-tanda penolakan terhadap kedatangan 'aku' yang lain itu.

Nasi sudah menjadi bubur. Mungkin ini yang kita ikrarkan dahulu bahwa "Orang tua adalah segalanya". Jika ini adalah motifmu memporak-porandakan sanggupmu yang kau susun dulu untuk menungguku, aku mendukung sikapmu. Tapi jika karena motif lain, tulah janji itu akan kau rasakan sendiri.

Doaku, semoga kau masih selalu bersama rahman dan rahim Allah.

Ketahuilah bahwa doa itu kuhadiahkan untukmu karena begitu besarnya harapku pada janjimu yang dahulu.

Teruntuk pembaca yang budiman, semoga di awal malam bulan Syawal ini menjadi momentum untuk mempermudah menemukan tulang rusukmu yang katanya hilang. Semoga engkau menemukannya dalam keadaan tekun mengabdikan dirinya pada Tuhan semesta Alam.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline