Pada musim panas seperti saat ini, petani sawit khususnya di Desa Muara Leka Kecamatan Muara Muntai, Kutai Kartanegara yang tergabung dalam gabungan kelompok tani Desa Muara Leka benar-benar dihantui oleh momok tahunan, yaitu kekeringan, kebakaran dan serangan hama. Paket bencana ini seakan-akan selalu berulang.
Oleh petani Desa Muara Leka, lahan yang sebagian adalah lahan gambut, dan padang ilalang itu dimanfaatkan sebagai kebun sawit perorangan. Mereka dikordinir oleh gabungan kelompok tani dengan nama Gapoktan Sepakat., Kelompok ini diketuai oleh Suparlan dan di bawah binaan langsung oleh PPL Dinas Pertanian dan Dinas Kehutanan yaitu Bapak Tantoro, dan Bapak Saparudin.
Momok yang utama adalah kekeringan dan kebakaran kebun sawit, ini adalah hal yang sangat mengerikan. Kebun sawit di desa Muara Leka yang sebagian memanfaatkan sisa-sisa lahan yang tidak digarap oleh perusahaan, sebagian adalah lahan gambut dan padang ilalang. Kekeringan sudah menjadi bencana tahunan, akan tetapi tahun 2023 ini panas benar-benar menyengat bumi, sehingga kebakaran terjadi di beberapa titik kebun petani.
Selain kebakaran lahan sawit, serangan hama landak mini dan tupai merah juga meraja lela, hama ini sangat sulit untuk dibasmi, karena landak menyerang di malam hari, sementara tupai menyerang di siang hari dan selalu mencarai lengah dari sang pemiliknya.
Landak dan tupai menyerang tanaman pada semua umur, terutama pada masa generasi pertumbuhan. Tanaman yang sudah diserang tidak ada lagi harapan hidup, karena semua pangkal dari sawit dimakan habis.
Pak Tantoro, selaku PPL menyarankan agar menanam bibit dalam ukuran yang sudah besar, sementara itu Saparudin yag sering di sapa dengan nama Apai menjelaskan bahwa untuk melindungi sawit dari serangan tupai, sebaiknya bonggol sawit di bungkus dengan kawat ram.
Dari kedua usaha ini belum berhasil maksimal, akan tetapi mampu mengurangi lebih sedikit dari resiko serangan landak dan tupai merah. Bagi Anda yang mempunyai pengalaman tentang penanggulangan hama landak dan tupai merah, silakan untuk komen di bawah ini. Salam petani.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H