Wilayah Kabupaten Kutai Kartanegara, Provinsi Kalimantan Timur dapat digolongkan menjadi tiga kawasan besar yaitu kawasan pesisir, kawasan tengah dan kawasan hulu (hulu Sungai Mahakam). Ketiga kawasan mempunyai karakteristik yang berbeda-beda sesuai dengan kondisi geografis dan sosial budaya.
Saya menaruh perhatian di kawayan hulu Mahakam karena memang penulis bertugas sebagai pengawas di kawasan hulu sehingga memahami betul karakteristiknya. Kawasan hulu Mahakam terdiri dari beberapa kecamatan yaitu Muara Kaman, Muara Wis, Kenohan, Kembang Janggut, Tabang dan Muara Muntai.
Profil pendidikan di Mahakam hulu dapat dilihat dari kondisi sarana prasarana, keadaan pendidik dan peserta didik, serta sumber keuangan sekolah.
Dari segi sarana dan prasarana, beberapa sekolah di kawasan hulu Mahakam sangat memprihatinkan dengan kondisi yang sudah rusak berat, akan tetapi usaha perbaikan dari pemerintah belum sampai. Sebut saja SMPN 9 Kota Bangun di Kedang Ipil, SMPN 5 di desa Muara Aloh, SMPN 4 Muara Muntai di desa Batuq, SMPN 3 Muara Wis di Muara Enggelam, dengan bangunan dari kayu, sebagian besar sudah rusak parah sangat membahayakan bagi guru dan siswa. Dari informasi kepala sekolah terkait, didapat informasi bahwa sekolah tidak mampu membiayai perbaikannya karena terlalu besar anggarannnya.
Selain sarana gedung dan bangunan yang perlu mendapatkan perhatian khusus adalah minimnya pasokan listrik PLN, jaringan telpon dan internet yang belum masuk sekolah-sekolah tertentu. Tentu saja hal ini sangat berpengaruh terhadap kualitas pendidikan di kawasan ini.
Keadaan pendidik dan peserta didik, dapat dikatakan belum memenuhi kebutuhan, karena sebagian besar dari guru adalah berprofesi sebagai honor sekolah yang pembiayaannya masih dianggarkan oleh dana BOS Pusat dan BOS Kabupaten. Tentu saja dengan banyaknya jumlah guru honor sekolah akan mempengaruhi pembiayaan sekolah. Dari Jumlah peserta didik, kawasan hulu Mahakam sangat sedikit, bahkan ada yang hanya sekitar 60 siswa dari kelas 7, 8, 9.
Profil keuangan sekolah hanya mengandalkan biaya BOS Pusat sebesar Rp. 1.200.000/siswa/tahun, dan BOS Kabupaten sebesar Rp.600.000/siswa/tahun. Bagi sekolah dengan jumlah siswa di atas 300 siswa masih bisa bernafas lega, akan tetapi bagi sekolah dengan jumlah siswa di bawah 100 siswa akan sulit untuk berkembang.
Dengan melihat profil pendidikan di tanah hulu Mahakam Kutai Kartanegara seyogyanya Pemerintah dalam hal ini Dinas Pendidikan dan Kebudayaan seharusnya memberikan perhatian dan perlakuan yang lebih baik pada kawasan ini. bypakmun
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H