Lihat ke Halaman Asli

Pertarungan antara Jiwa dan Tubuh (R. Descartes)

Diperbarui: 24 Juni 2015   05:37

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Sejarah konsep Descartes pertama di dominasi oleh konsep Aristoteles tentang jiwa. Jiwa yang memberi kehidupan kepada makhluk. Pada hewan (jiwa vegetatif) : menyerap makanan dan reproduksi. Pada hewan (jiwa sensitif/ hewani) : kemampuan lebih komplek. Pada manusia (jiwa rasional) : berpikir sadar, membuat norma sosial, menyusun kebajikan moral. Fungsi jiwa dianggap faktor utama yang bisa menjelaskan seluruhfenomena kehidupan. Di kemudian hari terbukti jiwa tidak dapat menjelaskan dirinya sendiri berdasarkan unit- unit yang lebih dasar. Kedua, Badan yang hidup digerakkan kekuatan mekanis. Berdasarkan pengalamannya saat melihat bergeraknya patung-patung karena adanya dorongan air yang dirancang didalam Gua ditepi sungaiSeine yang dibangun oleh pembuat ari mancur kerajaan.

Metode yang digunakan Descartes dengan meragukan segala hal sehingga apapun yang terbukti tidak dapat diragukan lagi. Hal ini diterapkan pada analisa dunia fisik. Pertama, tentukan sifat dasar dari objek sampai tidak dapat di analisis lebih lanjut. Ada dua sifat dasar yang tidak dapat di analisis dan diragukan lagi yaitu keluasan / ekstensi (dimensi ruang tempat berdiamnya benda) dan gerak (motion). Gejala alam fisis harus bisa dijelaskan dalam hubungannya dengan dua sifat dasar tersebut.

Fisika dan Fisiologi Descartes. Dalam bukunya yang berjudul Dunia (La Monde) Descartes berusaha membangun ilmu universal dengan menggabungkan Seni dan Ilm dalam satu prinsip yang fundamental. Gagasan fisika Descartes berupa analisis partikel-partikel material yang bergerak. Mengikuti Aristoteles bahwa tidak ada ruang kosong di alam semesta. Tiga jenis partikel tersebut adalah api, udara dan tanah. Api adalah unsur terkecil, ia berkumpul membentuk gas dan zat cair yang mampu mengisi ruang bentuk / ukuran. Udara unsur agak besar. Ia mengisi segenap ruangan diantara objek-objek. Tanah adalah unsur tebesar dan terberat. Descartes memberikan landasan fisis bagi sensasi cahaya dan individu yang mempersepsi. Mata sebagai mekanisme fisis yang diaktifkan sifat-sifat fisis gelombang cahaya. Tulang-tulang dan persendian  adalah sistem alat pengungkit (Galileo Galilei). Jantung adalah mekanisme fisik yang berfungsi memompa darah yaitu suatu yang terus mengalir dalam tubuh (William Harvey). Kedua hal tersebut adalah analisis fisiologi ilmuan sebelum Descartes.

Analisis 10 fungsi fisiologis Descartes : pencernaan makanan; sirkulasi darah; daya tahan dan pertumbuhan tubuh; respirasi; tidur dan terjaga; sensasi pada dunia luar; imajinasi; memori; nafsu dan gairah; dan pergerakkan tubuh. Hasil analisis menggugurkan konsep jiwa tentang vegetatif dan hewani serta membiarkan rasio. Otak / veritricles adalah cairan kuning (roh hewani), sekarang cerebrospinal. Otak sebagai sistem pipa saluran dan katup canggih yang menggerakkan roh hewani dalam saraf kemudian terbentuk perilaku. Reflek terbentuk dari stimulus dan respon. Dua jenis respon yaitu bawaan dan dipelajari. Antara manusia / hewan tidak memiliki respon yang sama. Manusia mempunyai kemampuan kesadaran dan kehendak berdasarkan pertimbangan rasional.

Jiwa dan pertaliannya dengan tubuh. Aku berpikir maka Aku ada. Jiwa terdiri dari kesadaran dan rasional serta tidak dapat diragukan lagi. Sadangkan tubuh sama dengan benda fisik lain. Integrasi jiwa dan kesempurnaan Tuhan. Rasionalis (rasio dan fungsi intelektual jiwa). Nativis (bawaan yang mendahului pengalaman konkrit). Empiris lawan nativis (jiwa muncul dari pengalaman konkrit / indra). Dualis (pembedaan yang tajam pada tubuh dan jiwa). Jiwa adalah terpadu, rasional, dan konsisten akan tetapi terbatas kekuatannya dalam menghadapi tubuh yang sering sukar dikendalikan. Pertentangan tersebut terjadi dalam kelenjar pinel. Pertarungan antara tubuh dan jiwa adalah esensi dari manusia yang sebenarnya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline