Lihat ke Halaman Asli

Walau Satu Almamater, Tapi Tidak Memilih Jokowi

Diperbarui: 20 Juni 2015   04:09

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Sebenarnya saya tidak terlalu tertarik dengan topik pilpres, saya sudah kenyang dengan topik itu. Setiap hari kita disuguhi berita pilpres oleh media yang mempunyai capres andalan masing-masing. Berita yang kita dapatkan jadinya tidak berimbang, di satu media ada capres yang layaknya dewa disanjung-sanjung tanpa cela, namun adapula capres yang penuh luka-luka, penuh dosa masa lalu. Jujur itu yang membuat saya muak.

Namun kali ini saya terpaksa tertarik membahas topik pilpres ketika ngobrol dengan salah satu teman almamater seorang Jokowi, capres yang setiap hari menghiasi layar kaca, capres yang katanya sederhana itu. Namanya Eko Nugroho alumni SMPN 1 Surakarta, Jokowi adalah senior 12 tahun di atasnya. Yang membuat saya tambah tertarik adalah Eko Nugroho tidak menjatuhkan pilihan politiknya pada sosok Jokowi, Seniornya di SMPN 1 Surakarta itu.

Alasan cukup sederhana bagi lelaki berusia 42 tahun itu, dia mendukung Jokowi tetap menjadi gubernur Jakarta untuk menjalankan janji-janji politik yang dulu dijanjikan, namun dia tidak mendukung seniornya untuk jadi presiden RI. Ayah dari 3 orang anak itu juga melihat visi-misi kandidat capres dan cawapres, dan dia memutuskan untuk tidak memilih capres nomor urut 2 itu.

Saat saya menanyakan bagaimana sikap politik alumni SMP N 1 Surakarta yang lain, Eko Nugroho mengaku kurang tahu tentang itu, yang jelasnya secara pribadi dia tidak mendukung Jokowi pada pilpres mendatang, namun Eko juga mengaku bahwa di group alumni tidak pernah dibahas tentang Jokowi sebagai capres.

>>>

Yah memang masyarakat punya alasan masing-masing dalam menentukan pilihan politiknya, ada karena alasan ideologis, kekeluargaan, figur kandidat adapula karena alasan keuntungan bisnis dan masih banyak alasan lainnya. Orang seperti Mas Eko memilih karena melihat visi misi kandidat, karena menurutnya itu sangat penting. Di sisi lain, ada sekelompok orang yang tidak melihat visi misinya. Bahkan beberapa teman menentukan pilihannya dalam pilpres kali ini berdasarkan penampilan fisik sang kandidat, tidak ada salahnya karena selera kita memang berbeda-beda. Tapi jadilah pemilih cerdas, karena ini menentukan nasib kita 5 tahun ke depan.

Obrolan malam itu berakhir dan kami ternyata mempunyai pilihan politik yang sama dengan cara yang sama.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline