Lihat ke Halaman Asli

Munawir Jumaidi Syadsali

ASN di Dinas Tanaman Pangan, Hortikulturan dan Peternakan

Menjadi manusia biasa saja? Mengapa Tidak?

Diperbarui: 16 Juni 2024   14:09

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gambar Pribadi

Mengenal diri adalah proses untuk menyadari bahwa kita ini makhluk biasa saja... Menyadari kebutuhan dasar kita dan menjalani hidup dengan kesadaran itu.

Puncaknya adalah menyadari bahwa diri ini Manusia Biasa.

Banyak Peradaban yang hilang musnah dan berganti karena terjebak oleh keserakahan pikiran... Ada Peradaban yang Ingin jadi Penguasa, ada Kelompok yang ingin jadi Pengendali dunia, ada komunitas yang mengusung ajaran atau budaya dari masa lalu, ada Persaudaraan ksatria ini dan itu yang ingin jadi Penyelamat Bumi, dan berbagai keinginan lainnya walaupun tampak baik dan mulia... Tetap saja didasari oleh keinginan yang sangat potensial menjadi ambisi dan berujung bentrok dan konflik... Karena setiap keinginan selalu membawa ideologi yang ingin diwujudkan, dan tentu saja akan selalu ada yang tidak setuju dan menolaknya.

Maka hidup sebagai Manusia Biasa dan Hadir di Kehidupan sebagai Manusia yang Biasa biasa saja adalah Puncak dari Kemanusiaan. Tak ada yang diperjuangkan karena menyadari Kehidupan Tak Butuh Pahlawan... Hadir sebagai Bagian yang Biasa saja di Kehidupan.

Maka dibanyak ajaran Spiritual Pikiran di ajak Memperhatikan Nafas, diajak Menjadi Diam, Pikiran menjadi Hening, Pikiran diajak praktek mengalami Suwung, dan sejenisnya agar Pikiran tidak liar pengen jadi ini dan itu, Bergerak dengan ambisi mau ini dan itu, pengen jadi Manusia Super atau Pengen jadi Pahlawan.

Ajaran ajaran Spiritual itu sejatinya mengajarkan untuk menjadi Manusia yang Biasa Biasa Saja, Tapi Tenang dan Damai dalam menjalani Kehidupan.

Dan tentu saja mungkin setelah membaca Tulisan ini Pikiranmu akan Protes "Masa sih saya dilahirkan untuk menjadi Manusia yang Biasa Biasa saja?

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline