Lihat ke Halaman Asli

Stop Press! “Produk Halal” Thailand Hadang China, Serbu Indonesia!

Diperbarui: 26 Juni 2015   18:00

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bisnis. Sumber ilustrasi: PEXELS/Nappy

Thailand dan Malaysia siap tempur menjual produk andalannya, menjelang ACFTA. Para pelaku usaha mereka optimis, bakal mendongkrak devisa negara. Mereka juga sadar, akan ada beberapa produk ekspor yang akan terkena dampak negatif.

Produk Halal by Thai

Kedua negara, khususnya Thailand sudah mapping kekuatan, kelemahan, dan kiat dagang yang jitu. Maklum yg dihadapi raksasa dari negeri Tirai Bambu. Pasar potensial ayg diperebutkan adalah INDONESIA!

Cerdas, cepat, cermat, dan trengganis adalah cirinya negeri yg bakal maju seperti Tahiland. Hebatnya lagi, Deperin dan Deperdag mereka sudah berani pasang target terukur hingga tahun 2014. Tak takut perang dagang dgn China. Pemerintahnya menyiapkan jurus taktis dalam perdagangan AFTA danACFTA ASEAN. Taktik dagang jitu pemerintah Thailand:


  1. Meningkatkan produk halal terutama: Sayuran, buah, produk perikanan, produk hasil peternakan, pariwisata dan jasa kesehatan, dan menargetkan peningkatan ekspor produk halal food naik 10% per tahun hingga 2014 melalui berbagai program:

    • Mengadakan berbagai pertemuan mengenai standarisasi produk halal;
    • Meningkatkan daya saing para pengusaha dan pekerja di industri halal food;
    • Meningkatkan kapasitas Thailand dalam sertifikasi halal;
    • Perluasan pasar serta peningkatan penelitian dan pengembangan;
    • Pembukaan usaha non-makanan seperti hotel, rumah sakit dan jasa logistik halal;
    • Menetapkan 5 (lima) propinsi di wilayah Thailand selatan yaitu: Pattani, Yala, Narathiwat, Satun, dan Songkhla sebagai basis produksi halal.

2.Menjadikan Thailand sebagai negara yang mudah dalam berinvestasi (tahun 2009 berdasarkan Bank         Dunia Thailand berada pada peringkat 12, tahun 2010 Thailand menargetkan naik ke peringkat 9             melalui program modernisasi dan peningkatan pelayanan. Waktu registrasi perusahaan baru akan           dipercepat dari 1(satu) hari menjadi 2(dua) jam saja.  Thailand juga mendirikan dispute settlement           unit guna membantu menyelesaikan berbagai permasalahan dunia usaha Thailand;

3.     Melakukan pengawasan yang lebih ketat terhadap masuknya beras illegal dari negara sekitar;

4.     Membuka nomor telepon khusus yang disebut AFTA Hotline dengan nomor 1385 guna                             memfasilitasi para pengusaha dan eksportir Thailand yang memerlukan informasi komprehensif             tentang AFTA, sehingga dapat meningkatkan daya saing produknya;

5.     Meningkatkan pemahaman kalangan dunia usaha Thailand akan manfaat AFTA.

Trik Dagang Malasia

Sohib kita dari negeri jiran, Malaysia pasti tak mau kalah. Mereka dgn tekun melakukan pemetaan, cari opsi pintar. Langkah antisipatif mereka adalah:


  1. Mengintensifkan instrumen pengamanan perdagangan seperti anti dumping dan safeguard;
  2. Melakukan segmentasi pasar secara cermat guna menghindari benturan secara langsung denga produk China;
  3. Senantiasa mencari ”niche product”;
  4. Melakukan efisiensi serta perbaikan kualitas produk secara turus menerus.

Kiat ala Indonesia

Bagaimana kesiapan pemerintah Indonesia? Siap dan haqul yakin. Beberapa hari kemudian, eh kita mau re-negosiasi lagi kok, ujar Menteri Perdagangan. Ada komentar lagi dari petinggi negara. Indonesia tetap akan melaksanakan ACFTA. Peluang pasar kita juga menguntungkan kok.

Pertanyaan besar kepada pemerintah: apakah ada kiat, strategi, atau jurus jitu seperti yang dilakukan Thailand dan Malaysia??? Jawabannya: @#$)+:<;?#! (bahasa tarzan).

Bagaimana kesiapan para pengusaha nasional? Kalang kabut belum siap! Minta re-negoisasi pengunduran jadwal. Belum apa-apa tersiar kabar, beberapa industri kecil sudah kolaps!

Asean China Free Trade Area (ACFTA) adalah lahan emas bagi China, Thailand, dan Malaysia. Mereka bakal meraup untung besar dari kita! Keunggulan Indonesia? Omdo, belanja, beli barang, royal, tapi mati gaya!

Sumber a.l.: Bagian Regional/Biro KLN/Sekretariat Jenderal Departemen Pertanian

www. deptan. go. id/news/




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline