Lihat ke Halaman Asli

Putaran Semesta

Diperbarui: 26 April 2018   20:13

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

sumber: twitter.com/z_h1955

MENARILAH DENGAN TARIAN SEMESTA


Semua hal dialam semesta ini dirancang Allah berputar,  bumi berputar pada porosnya, bulan berputar pada orbitnya, manusia bertawaf itu berputar mengelilingi baitullah dan dalam bagian partikel terkecil dari sebuah bendapun itupun ada perputaran yaitu perputaran Proton pada inti atom.

Lalu apa makna dari sebuah perputaran ? Jika kita amati sebenarnya dalam sebuah perputaran itu maka bisa menciptakan sebuah siklus keseimbangan, karena dalam sebuah putaran itu ada mata rantai gerakan yg saling mendukung, seperti perputaran bumi, bulan pada matahari menciptakan iklim dan cuaca, terjadinya siklus air dn berbagai siklus kehidupan yg lain untuk menciptakan keseimbangan alam semesta secara universal agar berjalan secara seimbang.

LALU munculah manusia manusia dengan tabiat rakusnya merusak tatanan keseimbangan yang sudah diciptakan pencipta dgn sangat sempurna itu dengan memutus mata rantai keseimbangannya, melalui tindakan monopoli diberbagai kehidupan dari mulai ekonomi, politik, sosial dll yang kesemuanya didorong oleh kecintaan dunia yg berlebih dan mengumbar hawa nafsunya semata karena telah mengabaikan tuntunan Allah Azza WA zalla dgn menciptakan hukum hukum sendiri.

Jika kita amati pada tarian para sufi hakekatnya sebenarnya ingin menggambarkan sebuah keseimbangan manusia dan Tuhannya, hingga mereka mampu melakukan putaran sampai 3 jam tanpa henti dengan diiringi dzikir pada Allah. Supaya tidak ada pertentangan penafsiran bahwa tarian sufi itu bukan ritual ibadah syariah, mereka hanya menari dalam mengekpresikan rasa kedekatannya dengan pencipta.

Dari uraian saya diatas, saya ingin mengajak kamu menari mengikuti tarian semesta, dan jangan lupa mulai dari kanan ke kiri seperti kita tawaf untuk mengelilingi baitullah.

Semoga menginspirasi

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline