Kampanye pemilihan presiden ( pilpres ) di era digital telah mengalami transformasi signifikan. Media sosial ( medsos) kini menjadi platform utama untuk menjangkau pemilih, terutama generasi muda. fenomena ini menghadirkan peluang dan tantangan baru bagi dekrasi Indonessia. di sisi, medsos meungkinkan komunikasi politik yang lebih interaktif dan partisipatif. Di sisi lain, muncul kekhawatiran tentang menyebaran informasi yang salah dan ujaran kebencian.
plaform medsos paling dominan dalam kampanye pilpres saat ini adalah Facebook. Platform ini memiliki babsis pengguna terbesar di Indonesia. dengan sekitar 120 juta pengguna aktif. Kampanye di Facebook biasanya dilakukan melalui berbagai cara, seperti :
- Posting Konten : Tim kampanye memposting konten yang menaris, seperti foto, video, dan infografis, untuk mempromosikan kandidat dan visi-misinya.
- Iklan berbayar : Tim Kampanye menggunakan iklan berbayar untuk menargetkan pemilih tertentu dengan pesan yang dipersonalisasi.
- Grup dan komunitas : Tim Kampanye membuat grup dan komunitas facebook untuk mebangun basis Massa dan berinteraksi dengan pemilih.
Kampanye pilpres melalui medsos memiliki kelebihan dan kekurangan tentunya, berikut kelebihannya :
- Jangkauan Luas : Medsos memungkinkan tim kampanye untuk menjangkau pemilih lebih luas, terumtama generasi muda.
- Interaksi dan partisipasi : Medsos memungkinkan komunikasi politik yang lebih interaktif dan partisipatif antara kandidat dan pemilih.
- Efesiensi : Medsos merupakan platform yang relatif murah dan Efesiensi untuk kampanye politik.
sedangkangkan kekurangannya
- Penyebaran informasi yang salah : Medsos rentan terhadap penyebaran informasi yang salah dan hoaks, yang dapat menyesatkan pemiloih.
- Ujaran kebencian : Medsos dapat menjadi wadah untuk ujaran kebencian dan perpecahan politik.
- Manipulasi opini publik : Medsos dapat digunakan untuk memanipulasi opini publik melalui bot dan akun palsu.
2 tantangan etika utama dalam kampanye pilpres di medsos adalah
- Penyebaran hoaks dan ujaran kebencian : Hoaks dan ujaran kebencian dapat merusak demokrasi dan memici konflik. Tim kampanye dan pengguna media sosial harus bertanggung jawab dan menyebarkan informasi yang benar dan menghindari ujaran kebencian.
- Penyalahgunaan data pribadi : Data pribadi pengguna media sosial dapat disalah gunakan untuk menargetkan iklan politik dan menyebarkan informasi yang salah. platform media sosial dan tim kampanye harus bertanggung jawab untuk melindungi data pribadi pengguna.
Literasi media digital dapat membantu masyarakat untuk lebih krisis terhadapa informasi yang disebat di media sosial. Masyarakat perlu dibekali dengan pengetahuan dan keterampilan untuk :
- Memvertifikasi informasi : Masyarakat perlu belajar bagaimana memvertifikasi informasi sebelum membagikannya di media sosial.
- Memahami bias : Masyarakat perlu memahami bahwa setiap informasi memiliki bias, dan mereka perlu belajar bagaimana menilai bias tersebut.
- Bekomunikasi secara bertanggung jawab di media sosial.
Dengan meningkatkan literasi media digital, masyarakat dapat menjadi memilih yang lebih cerdas dan kritis dalam Pilpres 2024.
saya ummu solehah mahasiswi semester 5, Universitas Siber Asia, jurusan Komunikasi mengucaokan terima kasih.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H