Lihat ke Halaman Asli

Argo Anggrek vs Argo Semeru: Siapa Penguasa Jalur Kereta Api Sesungguhnya?

Diperbarui: 14 Juni 2023   18:05

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Otomotif. Sumber ilustrasi: FREEPIK

Pada tanggal 1 Juni 2023 kemarin, PT Kereta Api Indonesia (PT KAI) meluncurkan sejumlah kereta terbaru, diantaranya ada Kereta Api Argo Merbabu relasi Semarang Tawang-Gambir, lalu ada Kereta Api Pandalungan dengan relasi Jember-Gambir, kemudian ada kereta api Banyu Biru dengan rute Semarang Tawang-Solo Balapan dan terakhir Kereta Api Argo Semeru dengan relasi Surabaya Gubeng-Gambir.

Salah satu yang menarik perhatian saya adalah Kereta Api Argo Semeru, kereta api yang melintasi jalur pantai selatan pulau Jawa ini, menempuh waktu sekitar 10 jam 45 menit. Nama Semeru sendiri diambil dari nama gunung yang terkenal di Jawa Timur yaitu, Gunung Semeru, salah satu gunung ikonik yang juga pernah terkenal dari film '5 cm'. Kereta Api Argo Semeru menjadi kereta kedua yang melintasi jalur tersebut setelah sebelumnya kalung bernama 'Raja Selatan' dipegang oleh Kereta Api Argo Wilis dengan rute Surabaya Gubeng-Bandung.

Saya sebagai mahasiswa dari Universitas Al-Azhar Indonesia, akan mencoba membandingkan perjalanan kereta api Argo Semeru, dengan kereta api penguasa jalur Pantura yakni Kereta Api Argo Bromo Anggrek atau Argo Anggrek. Menurut saya ini sangat menarik untuk dibahas, karena sebagian dari pecinta kereta api atau yang disebut dengan Railfans, banyak yang melakukan perbandingan dan melakukan percobaan menggunakan kereta api tersebut. Menurut mereka, perjalanan Argo Semeru lebih menyerukan dibandingkan dengan perjalanan menggunakan Kereta Api Argo Anggrek. Salah satu alasannya adalah karena dengan menggunakan kereta Api Argo Semeru, mereka dapat menyambangi kota-kota besar di jalur selatan seperti Purwokerto, Kebumen, Yogyakarta, Solo, hingga Madiun dan Mojokerto. Selain itu jalur selatan juga memiliki hawa atau udara yang menyejukkan, karena melintasi area pegunungan. Situasi ini berbanding terbalik jika menggunakan Kereta Api Argo Anggrek, dimana tidak banyak kota yang disambangi kecuali Cirebon dan Semarang, dan suasana panas kerap menyelimuti perjalanan baik pagi maupun malam pada kereta pantura tersebut.

Mungkin saya berpendapat, bahwa sebetulnya baik Kereta Api Argo Anggrek maupun Kereta Api Argo Semeru, sama-sama menjadi langganan untuk warga Surabaya dan sekitarnya, namun ada kalanya kita melihat kelebihan dan kekurangan pada masing-masing kereta tersebut, karena pada dasarnya, tidak setiap penumpang merasa puas atau senang dengan perjalanan menggunakan dua kereta api tersebut. Tentu saja lewat kritikan yang mereka sampaikan, saya dapat melihat apa yang menjadi pembenahan pada perjalanan dua kereta argo tersebut.

Pada dasarnya, Kereta Api Argo Semeru diluncurkan untuk mendampingi perjalanan Kereta Api Bima, kereta api yang juga melayani rute Surabaya Gubeng-Gambir, diberangkatkan dari dua kota besar tersebut pada waktu sore, sementara Kereta Api Argo Semeru diberangkatkan pada waktu pagi, artinya bisa dibilang bahwa Kereta Api Argo Semeru adalah isitlah lain dari 'Kereta Api Fajar Bima', seperti halnya Kereta Api Fajar Utama Yogyakarta dengan rute Yogyakarta-Pasar Senen ataupun Kereta Api Senja Utama Yogyakarta dengan rute yang sama. Akan tetapi, kehadiran Kereta Api Argo Semeru belum sepenuhnya mampu menggantikan peran Kereta Api Argo Wilis, karena masih banyak masyarakat khususnya di lintas selatan atau jalur selatan yang mengetahui tentang keberadaan kereta api ini.

Perbedaan lain yang saya liat dari kereta api ini adalah, jika pada Kereta Api Argo Anggrek terdapat kereta luxury atau kelas sleeper, pada perjalanan Kereta Api Argo Semeru terdapat kereta api kelas priority yang tempat duduknya hampir sama dengan kelas eksekutif. Padahal, kalau menurut saya, perjalanan dengan menggunakan Kereta Api Argo Semeru jauh lebih lama dibandingkan dengan menggunakan Kereta Api Argo Anggrek, karena Argo Anggrek sendiri juga pemberhentiannya tidak terlalu banyak, dibandingkan dengan Argo Semeru yang harus banyak berhenti untuk menyambangi kota-kota dilintas selatan.

Perbedaan seperti ini harus dapat diperbaiki atau diminimalisir, agar kedepannya kereta api Argo Semeru dan Kereta Api Argo Anggrek dapat bersaing dengan hebat, sehingga masyarakat Surabaya maupun yang berada di lintas utara dan selatan dapat menikmati perjalanan menggunakan kereta api dengan pilihan manapun.

Solusi yang ditawarkan adalah dengan menyelesaikan jalur ganda Mojokerto-Wonokromo terlebih dahulu, karena saya yakin dengan diselesaikan jalur ganda dipetak tersebut, waktu tempuh kereta api akan lebih cepat, selain itu penambahan kecepatan menjadi 120 km/h pada perjalanan kereta Api Argo Semeru untuk melakukan hal yang sama, selain itu penambahan kelas luxury pada Kereta Api Argo Semeru, agar orang-orang dapat menikmati perjalanan Kereta Api Argo Semeru dengan tenang sambil istirahat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline