Lihat ke Halaman Asli

Untuk Kamu yang Semalam Datang

Diperbarui: 22 Februari 2016   10:14

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Mengapa hujan selalu kau kaitkan dengan, lukamu?
Mengapa hujan selalu mengisi, dukamu?
Mengapa hujan selalu mengiringi, laramu?

Bukankah ada petani yang bersorak untuk padinya, karena hujan?
Bukankah ada cacing-cacing yang berjoget karena tanah basahnya, karena hujan?
Bukankah ada sungai yang riang ria karena aliran airnya, karena hujan?

Tidak cukupkah alasan itu untukmu, menerimanya?
Tidak cukupkah alasan itu untukmu, menghargainya?
Tidak cukupkah alasan itu untukmu, mencintainya?

Memang ada banjir, jika ia datang…
Memang ada longsor, jika ia datang…
Memang ada kekecewaan, jika ia datang…

Namun, ia juga membawa udara kesejukan…
Namun, ia juga membawa aroma kesegaran…
Namun, ia juga membawa hangat kedamaian…

Kapandhitan, bersama embun sisa hujan semalam,
-dhul-




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline