Saya agak terkaget dan setengah tidak percaya saat membaca kalimat sbb : "secara tidak langsung Unlam tidak dipandang sebelah mata. Universitas Palangka Raya saja Pembantu Rektornya mobil jenis sedan Camry." kata pembantu rektor III Unlam. Bahkan ditambahkan pula bahwa Rektor itu sekelas Gubernur ( Banjarmasin Post 28 okt 2011). Pendapat itu dikemukakan saat menjelaskan alasan soal mobil dinas baru Fortuner untuk Rektor Universitas Lambung Mangkurat Banjarmasin. Bagi saya pejabat sekelas Rektor mau naik mobil dnas apapun tidak ada masalah. Tapi alasan yang disampaikan sang P R III sepertinya tidak mengena dan kurang logis. Apa urusannya mobil dinas dengan terpandang atau tidaknya suatu lembaga pendidikan seperti uiverstas. Lagi pula pendapat itu dikemukakan orang sekelas PR III bukan orang tidak pernah sekolah.
Bukankah sebuah lembaga pendidikan itu akan terpandang tentulah manakala outputnya adalah mahasiswa yang berprestasi hebat, kualitas hasil penelitian para dosennya mampu menjawab tantangan masyarakat saat ini, dan pengabdian sosialnya sungguh bermanfaat bagi masyarakat luas. Jelas bukan soal berapa mewah mobil dinas pejabatnya.
Saya pikir memang zaman sekarang penilaian akan wibawa /prestasi suatu lembaga nampaknya tidak jelas. Orang cenderung terhanyut oleh kuatnya arus budaya materialisme. Sehinga wajar tercetus pendapat seperti si PR III tersebut . Mobil dinas mewah lebih dipercaya bisa memberi efek terpandang daripada apa sebenanya yang harus fokus dilakukan universitas agar bisa menjadi terpandang. Semakin banyak orang percaya bahwa atribut yang mereka kenakan atau pakai lebih penting dari pada substansi yang dihasilkan oleh pemikirannya.
Dulu saya berpikir pola budaya materialisme ini hanya banyak melanda golongan kurang terdidik. Namun dengan berita di atas saya jadi semakin prihatin. Lengkaplah sudah parahnya mental dan pola pikir para elite kita. Ternyata pejabat di bidang pendidikan pun sama saja. Betapa budaya mengaggungkan pangkat, eselon dan jabatan serta fasilitasnya sangat kuat dari pada pemahaman dan pelaksanaan esensi pokok jabatan tsb.
Kalaulah jabatan dianggap amanah maka orang pasti bisa lebih sadar diri dan banyak berserah pada pertolonganNYA. Manakala jabatan dimaknai sebagai ketiban anugerah maka jabatan bisa diperlakukan sebagai sapi perah.
Salam amanah !!!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H