Lihat ke Halaman Asli

Mulyo Hartono

Guru dan Melayani Konsultan Guru Online Tanya Jawab Seputar Info Guru

Menggunakan Adat Jawa Memindahkan Ibu Kota

Diperbarui: 17 Desember 2019   18:30

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Presiden Jokowi di depan Masyarakat Kalimantan | sumber: setkab.go.id

Perpindahan ibukota yang pernah santer beritanya kini mulai terdengar lagi. Ibukota negara kita Indonesia rencananya akan pindah di Pulau Kalimantan. 

Pemerintah memutuskan tepatnya akan pindah di Pulau Kalimantan Timur di Paser Penajam Utara dan di Kutai Kartanegara. Baru-baru ini ada yang menarik dari pemindahan ibu kota baru ini, yaitu Presiden Jokowi menggunakan Adat Jawa untuk memindahkan ibu kota baru ini.

Adat Jawa yang digunakan adalah minta izin pada masyarakat Kalimantan yaitu dengan cara "kulonuwun" atau minta izin permisi pada masyarakat kalimantan.

"Saya ingin mengetuk pintu permisi, kalau di Jawa ingin kulo nuwun kepada seluruh tokoh yang hadir disini" (sumber:setkab.go.id)

Memang nampak pada foto diatas Presiden Jokowi sedang didepan masyarakat Kalimantan meminta izin untuk pemindahan ibu kota baru ini. Tradisi atau adat kulonuwun atau minta izin sangat kental pada masyarakat Jawa. Ada juga "Nyuwun Sewu" sama juga artinya minta izin. Ada lagi "Amit" itu juga berarti minta izin dan permisi.

Tradisi ini sangat bagus menurut saya, karena bagaimanapun kita harus izin pada yang punya daerah. Walaupun sebagai Presiden, Pak Jokowi masih menggunakan Tata Krama minta izin, suatu contoh yang sangat baik bagi masyarakat kita. Menberi contoh pada kita agar tidak "Nylonong".

Tentunya nanti setelah ibu kota baru pindah di Kalimantan akan bercampur budaya kita. Semua budaya menjadi satu, dan Pak Jokowi sudah nenberikab contoh yang bagus untuk masyarakat Indonesia. Saling menghormati budaya, budaya tetap dilestarikan untuk keanekaragaman bangsa kita. Disisi lain pemindahan ibu kota ini nantinya membawa dampak ysng sangat positif untuk tetap bersatunya Negara Kesatuan Republik Indonesia ( NKRI). Dengan berpindahnya ibu kota ini akan terjadi keluarga baru dari berbagai suku bangsa ini. 

Terjadinya ikatan perkawinan dari berbagai suku dan menjadi keluarga baru, maka akan terbentuk keluarga baru dari suku yang berbeda. Inilah sisi lain yang akan memperkuat tetap utuhnya Negara ini. Hal ini juga pernah dilakukan saat presiden Soeharto melalui program transmigrasi. Dengan program transmigrasi maka akan nuncul keluarga baru dari suku berbeda. Dan saat ini masih menetap pada pulau transmigrasi yang ditujunya. Itu merupakan bentuk nyata tetap utuhnya NKRI.

Baca juga Memahami UN diganti Asesmen

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline