Kebijakan UN Dihapus tidak semudah kita membaca dan mendengar kabarnya. Banyak sekali imbas yang dahsyat pada Siswa, Guru dan Wali Murid. Seperti pengalaman Raport KTSP berupa angka diganti Raport Kurikulum 2013 yang berupa deskripsi.
Butuh bertahun-tahun kita sebagai guru menyesuaikannya, butuh sosialisasi yanng panjang pada wali murid untuk bisa memahami dan menerimanya. Guru dan siswa mungkin mudah menerima kabar Ujian Dihapus dengan penjelasan yang bisa diterima. Tetapi untuk wali murid butuh proses panjang pak Menteri.
Sudah siapkah guru menerima dan mensosialisasikan tentang UN Dihapus dan diganti. Tugas berat menunggu guru, pasti guru yang menjadi tempat bertanya setelah kebijakan ini beredar. Sekarang wali murid mudah mengakses kabar seperti ini melalui media televisi maupun media sosial.
Memang masih tahun pelajaran yangbakan datang rencana UN Dihapus ini, akan tetapi sosialisasi harus juga dilakukan untuk menjelaskan pada siswa, guru dan orang tua siswa.
Guru sebagai pelaksana kegiatan pembelajaran dan evaluasi hasil belajar siswa lebih mengerti keadaan dan perkembangan siswa. Guru yang langsung bersinggungan dengan wali murid harus dibekali penjelasan yang bisa disampaikan pada orang tua siswa.
Banyak sekali pertanyaan yang akan muncul dari orang tua siswa tentang Ujian Nasional akan dihapus ini. Bagaimana nilai siswa, ijasah kelulusan siswa yang dipakai untuk jenjang berikutnya. Guru harus siap menghadapi kebijakan Mendikbud yang baru ini.
Kebijakan Merdeka Belajar ini tidak hanya dihapusnya ujian, ada tentang Rencans Pelaksanaan Pembelajaran yang dibuat fleksibel hanya satu lembar dan Zona PPDB. Guru harus siap, kebijakan apapun dari Kemdikbud guru wajib siap dan selalu siap.
Guru adalah profesi profesional sebagai media transfer ilmu pada peserta didik. Kebijakan Kurikulum 2013 yang belum sempurna ditambah Ujian Nasional yang akan dihapus sebagai tantangan tersendiri untuk Guru dan Harus Siap.