Lihat ke Halaman Asli

Gigih Mulyono

Peminat Musik

Piala Eropa 2024, Prosa Liris Inggris di Semifinal

Diperbarui: 12 Juli 2024   15:55

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bola. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Seperti membaca cerita William Shakepeare. Kemenangan Inggris atas Belanda di semi final Euro 24 ibarat pendakian klimak lakon - lakon drama pujangga Inggris itu. Prosa liris menarik, happy ending bagi tim Three Lions.

Ketika sampai dengan perempat final, laskar tiga singa itu tampil tak meyakinkan, bahkan tertatih - tatih. Skuad termahal sedunia yang bertabur bintang itu bak berlian dalam lumpur. Kilaunya tak memancar. Para penggemarnya skeptis terhadap jejak langkah selanjutnya. Apakah tiga singa mampu menjejak laga puncak?

Baru di semi final, aura liga premier Inggris itu berkilau. Dengan mantab dan percaya diri menumbangkan Belanda, tim yang sedang naik daun.

Membawa Inggris melaju, menstempel diri untuk berlaga di final menantang Spanyol. Para penggemarnyapun lega, harapan besar tumbuh kembali. Perayaan kemenangan di tengah kepedihan punggawa dan fans de oranje.

Kesedihan dan kemarahan kawula jingga melingkungi Signal Iduna Park, kota Dortmund.

Hasil ini membawa skuad Inggris dua kali berturut menempati finalis di liga Eropa. Euro 2020 dan 2024. Bersama pelatih Inggris yang sama, yang banyak dipuji, sekaligus dimaki, Gareth Southgate.
Juga bersama dengan armada pemain yang mayoritas menggawangi final 2020.

Lagu berjudul Three Lions yang mengusung semangat dan Impian Football Coming Home, berkumandang dalam koor membahana di stadion Wembley kala itu. Lagu sebagai ekspresi gelora optimisme dan harapan Inggris untuk memenangi piala Eropa pertama.

Namun kekecewaan sempurna melanda. Manakala tim biru Italia di final Euro 20 itu mempecundangi tuan rumah di kandang sendiri. Saat babak adu penalti.

Football belum juga kembali ke rumah, negara kelahirannya.

Piala major internasional, yakni Piala Dunia adalah capaian Inggris satu - satunya. Yang diperoleh tahun 1966 atau 58 tahun silam. Dan piala major lainnya, yakni piala Eropa belum pernah sekalipun direngkuhnya.

Dengan mengalahkan Belanda 2 - 1, secercah cahaya menerangi lorong gelap perjalanan tiga singa. Ini kesempatan langka untuk kali kedua berupaya memecahkan telor piala Euro.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline