Lihat ke Halaman Asli

Gigih Mulyono

Peminat Musik

Islandia Negeri Es dan Api, Catatan Perjalanan #4

Diperbarui: 18 Juli 2023   20:14

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dokpri


Usai makan siang yang delicious di resto yang berdiri cantik di bibir pantai menghadap tebing dan laut lepas, rombongan berangkat menuju Reykjavik, ibukota Islandia.

Makan siang dengan sajian masakan ikan Kod segar dengan saus tak biasa beserta sayurannya itu, mengembalikan tenaga. Setelah tubuh lemas nyemplung dua jam di blue lagoon.

Nona pramusaji berwajah Asia menyajikan hidangan utama sambil menjelaskan, kalau menu utama adalah ikan kod laut Atlantik. Laut yang dalam dan dingin. Konon ikan kod sangat melimpah di Atlantik, karena di setiap musim bertelur, satu ekor ikan kod menyimpan satu juta butir lebih telor ikan yang akan menetas. Yang konon delapan puluh persen akan menetas dan menjadi makhluk baru. Bayangkan, betapa riuhnya kod memenuhi Atlantik.

dokpri

Sambil mengunyah kod bersaus khas Iceland yang terasa asing tapi enak itu, teringat cerita tentang perang yang terjadi karena rebutan ikan kod.
Perang antara Inggris dan Islandia yang terjadi 2 kali memperebutkan satu wilayah perairan di Atlantik tempat ikan kod bersarang dan berkembang.

Perang kod pertama terjadi tahun 1950, dan perang kod kedua berlangsung tahun 1970. Perang itu berakhir tahun 1976, saat Inggris memberikan toleransi perluasan wilayah perairan kepada Islandia hingga sampai perairan yang diperebutkan itu. Kurang begitu jelas sebagai kompensasinya apa yang diterima oleh Inggris dari Islandia.

Unik juga perseteruan itu. Dua negara bertarung seru gegara rebutan ikan.

Meninggalkan resto, bus melaju di jalan yang sepi, mulus dan betkelok. Kiri kanan panorama khas Islandia terpampang eksotik.
Langit Islandia semakin gelap. Nampaknya hujan akan segera turun.

Perjalanan ke ibukota akan ditempuh dalam waktu 45 menit.

Ya benar juga, akhirnya gumpalan mendung di langit pecah. Hujan rintih membasahi daratan koral hitam Islandia.

Perjalanan yang romantik melow, di jalanan di negeri antah berantah di ujung bumi, di tengah guyuran derai hujan anggota rombongan terkantuk - kantuk. Saya menahan kantuk, pemandangan epik dan langka ini jangan sampai terlewatkan.

Di perjalanan Sinyo, mr tour leader bercerita tentang Islandia.

Cerita Sinyo menarik, menyimak menyerap cerita Islandia.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline