Lihat ke Halaman Asli

Gigih Mulyono

Peminat Musik

Amerika Latin, Catatan Perjalanan 33

Diperbarui: 24 Mei 2020   14:06

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dokpri



Kathedral Buenos Aires. Dokpri

Kathedral Metropolitan
Bulan maret 2013, cerobong Kapel Sistine Vatikan, negara kota di dalam kota Roma, Italia mengepulkan asap putih. Pertanda konklaf, sidang rahasia para kardinal dari seluruh dunia telah berhasil memilih Paus yang baru.

Warga Buenos Aires serempak keluar rumah berbondong bondong menuju plaza de Mayo di depan kathedral Metropolitan, gereja utama kota. Bersama mengucap syukur. Kardinal Jorge Mario Bergoglio, Uskup agung kota Bnos A telah terpilih menjadi Paus yang baru. 

Paus ke 266 akan memimpin 1,2 milyar umat  Katolik seluruh dunia. Dengan nama baru Paus Fransiskus yang hingga saat ini telah memimpin selama tujuh tahun di Vatikan.

Dipandu Marisa, meninggalkan Casa Rosada kami menyusur pedestrian plaza de Mayo atau plaza Mayor. Menyeberang jalan besar ramai menjelang siang ini. Sampailah kami di kathedral Metropolitan, dimana Uskup Agung Jorge, orang asli Argentina pernah memimpin sebelum dipilih sebagai Paus yang pertama dari latin Amerika.

Dua belas pilar gaya neo klasik, tinggi besar berkolom bulat Yunani menjadi fasad anggun peampakan depan kathedral ini. Menopang triangular dengan ornamen kisah kuno keagamaan. Penampakannya mirip gerbang Zeus temple di situs Acropolis Athena Yunani.

Kami masuk dalam ruang peribadatan sangat luas. Pilar pilar tinggi menopang plafon ornamentik memanjang ke altar. Kursi kursi kayu jemaah berpelitur coklat tua berjajar ke depan. Warna emas mendominasi plafon ruangan.

Awak telah sedikit mengenal Uskup Agung Jorge Mario. Melalui sebuah film menarik rilis bulan November tahun lalu oleh Netflix, waralaba layanan film daring Amerika.

Film berjudul Two Popes itu berkisah tentang Uskup Jorge yang diangkat menjadi Paus Fransiskus dan Paus Benekditus XVI yang digantikannya. Dua pribadi yang sering berbeda pandangan akan penerapan suatu ajaran. 

Pada awalnya bagi Benekditus, Jorge seolah mitra yang tidak diharapkan. Namun pada akhirnya nanti, ternyata Jorge adalah sosok calon pengganti yang diharapkannya.

Adegan terbaik, adalah manakala mereka dua orang beda gaya itu berdialog dari hati ke hati. Tentang segala hal. Masa lalu, panggilan tugas, kerisauan, pergulatan pemikiran, harapan, keyakinan spiritual, religiositas dan juga realita hidup yang dihadapi. Dialog bernas, cerdas dan menggungah pemikiran baru akan logika, Iman dan kenyataan.

Film yang dijelaskan berdasarkan kisah nyata ini dikritik beberapa pihak sebagai untruth film. Namun memang film ini bukan kisah nyata, tetapi berdasarkan kisah nyata. Sehingga pasti ada improvisasi, bunga bunga, bumbu bumbu dan juga imajinasi disana sini.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline