Lihat ke Halaman Asli

Gigih Mulyono

Peminat Musik

Amerika Latin, Catatan Perjalanan 32

Diperbarui: 22 Mei 2020   22:15

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Casa Rosada, Plaza Mayo. Dokpri


img-20200522-wa0062-compress92-5ec7e631097f36279a1c0815.jpg

Casa Rosada

Keluar dari gerbang pemakaman, menyusuri taman asri di depan komplek cemetery. Dipojokan teronggok pohon gigantik. Ternyata pohon karet kebo raksasa. Berasal dari Sumatera, diimpor seratusan tahun lalu konon kini sudah berusia 200an tahun. Ranting rantingnya menjulur panjang indah kesana sini, bagai mega Gurita mendominasi siap menelan apa saja.

Meninggalkan komplek pemakaman La Ricalota, bus menuju Casa Rosada. Gedung berwarna merah jambu, menjadi panggung politik dan spiritual Evita Peron kala di puncak karirnya.

Casa Rosada bisa berarti rumah merah mawar atau rumah perlindungan. Rumah kepresidenan Argentina masa lalu. Bercat merah jambu dengan balkon berpilar lengkung lengkung menyatu dengan Plaza Mayo, lapangan besar dan taman di depannya.

Berada di pinggir plaza Mayo, Marisa menjelaskan sambil menunjuk Casa Rosada di kejauhan yang teronggok anggun dibawah langit pagi yang sendu.

Madonna, ya Madonna yang melantunkan lagu Dont cry for me Argentina di balkon itu, Marisa menjawab pertanyaan kami. Lalu kami mendaulat Marisa untuk menyanyikan lagu syahdu itu. Marisa menyanyikan beberapa potongan dont cry for me Argentina dalam bahasa Spanyol. Merdu mengalun, mendapat applaus hangat dari rombongan. Marisa tersipu senang.

Memandang gedung merah jambu berlantai tiga itu teringat samar samar film musikal Evita.  Dibintangi Madonna si naughty girl yang berperan sebagai Evita Peron yang dirilis sekitar tahun 1996.

Film kisah Evita yang mengangkat sosok Madonna tidak saja sebagai penyanyi hebat, namun juga artis film mumpuni. Pada mulanya Madonna ditolak warga Argentina untuk memerankan Evita yang dianggap santa, orang suci. Syair lagu lagu dan pentas pentas heboh Madonna sebelumnya menjadikan dirinya sebagai wanita dengan citra binal, nakal dan semau gue.

img-20200522-wa0057-5ec7e536d541df096f7eede2.jpg

Evita. Dokpri


Dari berbagai versi dan beberapa penyanyi, sebagai penikmat musik awak melihat Dont cry for me Argentina paling pas dinyanyikan oleh Madonna. Sentuhan risau, pilu, pengakuan dan pamit perpisahan dalam lagu itu terasa sangat menyentuh keluar dari bibir Madonna. Film Evita sukses besar. Mendapat penghargaan penghargaan institusi film bergengsi, juga laris menangguk pasar dan penjualan.

Kekuasaan selalu memuat madu dan racun bagi yang mengemban dan lingkungannya.Tak jarang kekuasaan menjadi candu mematikan, kekuasaan yang obsesif, lepas kehilangan orientasi dan misi awalnya. Casa Rosada, gedung di depan itu telah menjadi saksi bisu sejarah pergolakan dan drama kekuasaan Argentina yang hingar bingar dan juga kelam.

Casa Rosada adalah panggung besar bagi Evita. Sebagai wanita perkasa sekaligus ibu negara yang hebat.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline