Lihat ke Halaman Asli

Gigih Mulyono

Peminat Musik

Amerika Latin, Catatan Perjalanan 23

Diperbarui: 7 Mei 2020   20:01

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

dokpri


dokpri

Beberapa teman seperjalanan masih bargain dengan para penjaja souvenir. Awak menunggu. Ngobrol santai dengan Diego di tempat parkir bus.
Meskipun bargain style di negara negara latam tidak seseru kalau berada di China atau India, yang sering sampai harus ngotot ngototan layaknya seperti mau merebut kemerdekaan negeri. Namun soft bargain itu butuh waktu juga.

Sambil menunggu bertanya kepada Diego tentang pengaruh altitute fever demam ketinggian bagi orang asli Cuzco. Karena lahir dan terbiasa hidup disini, tipisnya oksigen di udara ternyata tidak menjadi gangguan bagi mobilitas dan aktivitas mereka. Bisa karena terbiasa. Bahkan saya bisa berlari lari disini tanpa masalah, Diego menambahkan.

Lalu pertanyaan tentang pertandingan sepak bola. Wajah khas Inca nya tersenyum lucu. Diego bercerita, klub bola Cuzco jarang sekali kalah saat laga kandang melawan klub luar kota. Ketika para pemain tamu sudah megap megap mengais oksigen, pemain pemain bola Cuzco masih segar bugar dan tersenyum menatap lawan. Babak ke dua adalah saat pembantaian para tamu yang sudah loyo, tambah Diego datar tanpa ekpresi. Pada laga kandang, klub bola Cuzco sering menang. Udara Cuzco menjadi lawan terberat para undangan. Kali ini Diego tersenyum agak bangga.

Akhirnya bargain battle dari beberapa anggota rombongan usai dalam waktu tidak terlalu lama. Souvenir berpindah tangan ke pihak Indonesia, beberapa lembar sol Peru beralih ke para penjaja souvenir Inca. Ke dua belah pihak berwajah ceria, keduanya merasa memenangkan misi. Win win solution and position terwujud ......Sol adalah mata uang Peru, 1 sol setara sekitar 4300 rupiah.

Rombongan komplit, mesin bus pun menggeram beranjak meninggalkan Sacsayhuaman. Situs batu spekta di highland Andes.

Sacred Valley

dokpri

Sacred valley area, Peru. Dokpri

 

Sacred valley adalah lembah suci suku Inca. Terletak di antara aliran sungai Urubamba kawasan Andes wilayah Cuzco.

Bus meluncur menuruni jalan berkelok. Kami akan dibawa berkeliling berwisata menikmati alam Andes di sekitar lembah suci.

Entah kenapa disebut lembah suci. Barangkali karena alamnya yang masih murni, elok dan mencekam. Padang padang luas dilingkungi pegunungan terjal berpenampilan variatif. Dan pada saat saat tertentu dihiasi kabut kabut putih mengapung disepanjang bukit bukit.

Atau mungkin juga karena di lembah ini banyak sekali peninggalan peninggalan situs suku Inca kuno. Berwujud benteng benteng, hunian ataupun kuil persembahan serta tempat tempat unik lainnya. Lembah ini menjadi tempat tetirah dan merenung untuk mengevaluasi dan menemukan diri. Kini lembah suci adalah destinasi wisata kelas international.

Situs situs seperti Ollantaytambo, Pisac, Moray dsb tersebar di sacred valley. Di lembah ini juga ditemui destinasi wisata tambang garam besar kuno. Bertrap trap memukau, miring di terasering perbukitan.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline