Lihat ke Halaman Asli

Gigih Mulyono

Peminat Musik

Amerika Latin, Catatan Perjalanan 3

Diperbarui: 21 April 2020   18:20

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Flight route to Sao Paolo. Dokpri

Gambargambar foto

img-20200228-103331-2-compress14-5e9ed7f5097f360cb6071153.jpg

 

Malam pertama di Brazil, rombongan dinner di hotel. Dengan badan masih pegal pegal dan ngantuk jet lag menyantap steik salmon atau beef ala negeri Samba. Lumayan lah untuk bekal tidur.

Ada yang tidak biasa terjadi di lobi Hotel. Pria latino  cukup ganteng tinggi putih menyambut dan menyapa kami meriah gembira dengan bahasa Indonesia cukup fasih. Dia asisten manajer hotel. Ternyata pria ganteng ini pernah tinggal di RI sekitar 2 tahun. Menjadi bintang sinetron berjudul Ganteng ganteng Serigala. Ya dunia semakin sempit dan borderless. Seorang latino pun bisa main sinetron Melayu. Barangkali suatu saat akan banyak pula orang Melayu main Telenovela, sinetron latin meriah yang sempat ngehit di Tanah Air itu.

Senyum pria agak mirip Ricky Martin itu mengembang, ketika beberapa ibu peserta Latam tur minta berfoto bersama dengannya. Itulah perjumpaan pertama dan terakhir dengan mr handsome handsome wolf.

Malam Sao Paolo semakin larut. Tubuh tubuh menyesuaikan diri. Namun jam biologis belum sepenuhnya sinkron dengan waktu setempat. Jam 2 pagi terbangun, kancilen tidak bisa lagi tidur sampai pagi. Bawaan hari pertama berada di zona waktu sangat berbeda.

Pagi pagi sebelum jam breakfast, awak keluar hotel melihat lihat suasana. Meskipun musim panas, namun pagi ini terasa begitu sejuk. Sekitar 15 derajat Celsius. Langit agak mendung.

Masih sepi, keliling sekitaran hotel bertemu pria berwajah Latino Indian. Bersisir rapi mengkilat, menyandang rompi dan berdasi. Wah kayak Pablo Escobar, tanpa kumis.

Awak ber good morning dijawab dengan bahasa lain, mungkin bahasa Portugis. Mencoba beramah tamah dengan bahasa isyarat, mr Latino itupun menjawab dengan isyarat cepat tanpa senyuman. Ketika awak ajak selfie wajahnya cerah. Melihat hasil foto, mr Escobar baru tertawa lebar. Konon sebenarnya Paolistanos..... sebutan penduduk Sao Paolo.... orangnya ramah dan bersahabat. Hatinya baik hanya ekspresi wajahnya saja yang sangar sangar.

Chek out hotel, City tur dimulai. Di dalam bus nyaman, Eric pemandu Latam tur dari Jakarta bercerita tentang substansi perjanjian Tordesillas atau Tratado de Tordesillas.

Perjanjian ini ditanda tangani oleh perwakilan kerajaan Portugal  dan kerajaan Spanyol. Di kota Tordesillas Spanyol pada 7 Juni 1494. Disaksikan oleh Paus Fransiskus VI sebagai penengah dan pengesah.

Asal muasal terjadinya perjanjian ini  adalah ketika dasawarsa akhir abad 15 terjadi persaingan hebat. Antara kerajaan Spanyol dan Portugal yang kala itu merupakan pemilik armada kapal laut terkuat di dunia. Dan mereka mulai bersaing menjelajah lautan mencari dunia baru. Persaingan tajam yang sering menimbulkan pertumpahan darah.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline