Lihat ke Halaman Asli

Gigih Mulyono

Peminat Musik

Romantic Journey di India, Caper 25

Diperbarui: 24 April 2019   08:33

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Foto Pribadi


Pulang

Duduk di taman Terminal dua Bandara Changi. Meluruskan punggung setelah enam jam terbang non stop dari Delhi. Transit tiga jam di Singapore, menunggu pesawat ke Jakarta.

Indoor park ini begitu Asri. Membuat kerasan para pelawat yang sedang beristirahat, meregang otot. Ikan ikan Koi berseliweran di kolam buatan  dilengkapi Jembatan. Dalam kerumunan rimbun aneka tanaman dan bunga bunga Anggrek  bermekaran warna warni. Adem.

Menatap kumpulan Anggrek itu, menjadi teringat awal tahun 1990 an. Ketika diskusi di kelas membahas studi kasus Manajemen. Tentang kenapa Singapore, sebuah Negeri kecil di Asia Tenggara mampu mengekspor lebih banyak Anggrek dibanding Indonesia atau Malaysia tetangganya. Yang memiliki wilayah lebih luas berlipat lipat? Negeri kota dengan luas wilayah hanya seluas satu Kecamatan Indonesia itu  mengalahkan negeri kita yang luas nan subur. Dalam budi daya dan Ekspor bunga  Anggrek.

Itu sebuah kenyataan pahit. Almost Impossible, but real.

Kesimpulan diskusi waktu itu mengerucut ke atas. Tentang pengaruh leadership seorang Pemimpin, bukan lagi mengenai kasus ekspor Anggrek semata. Sosok Lee Kuan Yew, bapak Singapore adalah kunci utama. Lee adalah pemimpin cerdas dan care, bahkan terobsesi untuk memajukan negaranya.  Menggelorakan budaya kerja dan Daya Saing rakyat Singapore. Menjadi salah satu Negeri makmur sampai dengan saat ini.

Memandang Anggrek Bulan Macan Tutul yang sedang mekar. Berwarna dasar putih dengan pertik pertik Ungu itu bergoyang goyang pelan, pikiran terbang. Melayang, melacak jejak pembelajaran satu minggu perjalanan di India. Menerawangi sejarah Kekuasaan dan Kepemimpinan di India.

Pemimpin adalah Perancang, Navigator dan Eksekutor dari perjalanan suatu komunitas dan atau Bangsa. Kalau Singapore memiliki sosok hebat Lee Kuan Yew, India juga kaya dan bertaburan pemimpin pemimpin hebat pembimbing perjalanan Bangsa.

Foto Pribadi

Ketika Vijay, pemandu wisata bertitel Doktor Sejarah itu bercerita tentang perebutan kekuasaan di India. Saya sempat bertanya, Kenapa  terjadi bayak pembunuhan dan pertumpahan darah ketika terjadi pengalihan kekuasaan di India? Vijay dengan enteng menjawab, itu hal biasa dalam setiap sejarah Kekaisaran. Barangkali demikian juga sejarah kekuasaan di Negeri anda. Vijay menambahkan jawaban. Seolah ingin menegaskan bahwa hal seperti itu, pertumpahan darah bukan hanya monopoli India.Yah mungkin betul juga. 

Kalau kita menelusuri Sejarah Emporium Romawi, Britania, Yunani, Persia. Juga sejarah modern Perang Dunia satu, Dunia dua. Genosida jaman Hitler, Balkan, Rumania dst. Sampai sejarah kerajaan kerajaan di Indonesia.  Singasari, Majapahit, Demak  Mataram. Bertabur kisah seram yang memerlukan ribuan halaman buku kalau mau dituliskan.

Aurangzeb, Sultan ke enam Dinasti Mughal tega membunuh semua saudara laki lakinya. Dan memenjarakan Shah Jahan bapaknya sendiri. Agar bisa segera naik Tahta.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline