Lihat ke Halaman Asli

Gigih Mulyono

Peminat Musik

Romantic Journey di India, Caper 11

Diperbarui: 26 Maret 2019   11:05

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

DOkpri

Berjalan berkeliling Viceregal Lodge di pagi yang sejuk. Serasa tidak lagi berada di India, namun di salah satu kota Eropa yang ditaruh disini.

Taman rapi mengelilingi. Di belakang rumah, Taman menyatu tanpa batas dengan kaki Gunung Himalaya. Sejauh mata memandang, hijau semata tak terhalang satupun bangunan. Disana adalah formasi barisan puluhan bukit berhutan hutan. Seolah garda terdepan, pelindung gunung tertinggi di dunia itu.

Hampir menempel di teras belakang, tegak pohon besar  merimbun anggun. Rasanya tidak pernah melihat pohon seperti ini di Tanah Air.
That's Oak tree Sir, jawab Kafi ketika ada yang bertanya.

Oh ini to Oak tree itu. Pohon yang menjadi setting penting di lagu mendayu Tom Jones, Green Green Grass Of Home. Syair kenangan, ketika pulang ke desa. Melihat pohon Oak itu, rombongan senior sigap berdiri berjajar dari kiri ke kanan, berfoto bersama di bawah pohon. Diiringi nyanyian Tom Jones tanpa bunyi, mengalun di benakku.
........
........
The old house is still standing, though the paint is crack and dry,
And that the old Oak Tree that I used to play on,

Down the line I walk with my sweet Mary, hair of gold and lips like cherry is good, to touch
The green green grass of home.
........
........

Ya Sir Tom Jones. Entertainer yang warna vocalnya tetap muda, eksis sampai sekarang. Meski usia telah sekitar delapan dasa warsa.

dokpri

Selanjutnya acara bebas. Masing masing berkeliling dan berfoto foto di taman luas bangunan Kastil kelabu ini.
Saya duduk di kursi batu sudut taman depan. Dibawah sekelompok pohon Pinus. Memandangi gedung yang dulu adalah kantor pemerintahan. Kini dimanfaatkan menjadi Universitas Riset India.

Mencoba mengira ira, pasti dari bangunan ini telah lahir ratusan keputusan penting. Yang berpengaruh terhadap nasib bangsa dan perjalanan sejarah India, Negara berpenduduk Milyaran orang ini. Keputusan yang prosesnya tentu diwarnai perdebatan, dilema dan dinamika. Mungkin juga ada duka dan penyesalan karena adanya Keputusan yang keliru. Bangunan kelabu menjulang itu  menjadi saksi bisu.

Angin sejuk Shimla mengelus, langit cerah. Awan putih berarak. Di kursi batu ini tiba tiba saya  teringat salah satu Puisi Rudyard Kipling yang pernah 4 tahun menjadi warga Shimla. Puisi nasihat  kepada putranya. Tentang bagaimana menjadi manusia sejati. Kalau tidak salah  judulnya *IF*. Isinya lupa lupa ingat. Nanti bisa  Googling puisi itu di hotel.

Selesai menjelajahi out door Viceregal Lodge, rombongan menuju tujuan berikutnya, Hanuman Temple. Ya, penampakan dan cerita Hanuman India adalah sama dengan Hanoman kita. Ksatria Kera berbulu putih. Membantu Rama dari Ayodya, membuat jalan membelah lautan dan menggempur Rahwana. Raja angkara Alengka, yang menculik dan menahan Sita atau Shinta. Permaisuri Rama.

Kuil ini terletak di salah satu bukit di Shimla. Dengan view unik dari plasa luas di halaman belakang. View rumah rumah yang berdiri di jurang perbukitan.

Ketika masuk Kuil, sayang pengunjung dilarang mengambil foto di dalamnya. Patung Hanuman berdiri di tengah ruangan. Warna warni ornamen meriah menghiasi ruangan yang tidak begitu besar itu.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline