Lihat ke Halaman Asli

Gigih Mulyono

Peminat Musik

Jelajah Swiss di Musim Dingin, Catatan Perjalanan 2

Diperbarui: 3 Februari 2019   07:10

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Zurich (dokumentasi pribadi)

Jelajah Jantung Swiss di musim dingin, Caper 2.

Menyeberang jalan di depan Bandara yang masih sepi. Kami 25 orang melangkah berurutan, berbelok ke kiri menyeret koper koper bawaan masing masing sambil menahan dingin. William tur leader, mengkoordinir menuju bus warna putih yang terparkir di kejauhan. Bus itu akan menjadi tunggangan kami beberapa hari ke depan. 

Di kaca depan tertempel huruf besar warna biru bertulis G2. G2 adalah agen akomodasi terkenal, khususnya untuk wilayah Eropa. Entah singkatan apa G2 itu.

The Driver, Mr Ivan yang bertopi Cowboy bercelana coklat bersal rapi memasukan dan menata koper koper ke bagasi. Driver itu orang dari Lugano Swiss. Tampilan dan sosoknya sekilas seperti Clint Easwood yang berkumis. Dan nampak baik hati.

Berjalan sekitar seratusan meter di udara minus 2 , menjadi sensasi awal perjalanan. Udara ekstrim yang tidak pernah terjadi di Tanah Air. Wajah menjadi dingin kebas. Asap keluar dari mulut walau tidak merokok. Tubuh mulai bereaksi menyesuaikan diri.

Kami semua sudah di dalam bus. William ber welcoming di depan dengan Mik. Bus melaju menuju pusat kota atau Zentruum.

Jam 8. 30 pagi. Waktu Swiss adalah 6 jam lebih lambat dibanding Jakarta. Jakarta sudah jam 14.30.

Tanggal 27 Desember pagi, Zurich yang berpopulasi 400 ribuan orang itu masih lengang. Masih lelap terbuai sisa sisa Natal.

Lima belas menit melaju di jalan sepi, bus tiba di Danau Zurich. Di pojokan, di pinggiran muara sungai Zurich ke danau Zurich. Bus berhenti. Kami turun, akan berjalan kaki menyusuri Zentruum. Di samping Bus sepeda sepeda sewaan berderet diparkir. Tergembok ke pagar besi sungai. Untuk memakainya tinggal memasukan koin Swiss Franc.

Penduduk Swiss, 40% beragama Katolik, 40% Protestan dan 20% sisanya penganut Agama dan keyakinan lainnya. Bahkan konon mulai banyak pengikut Agnostik. Penganut Agnostik meyakini Tuhan itu ada, namun tidak menjalankan Ritual keagamaan apapun. Ibadahnya adalah sikap dan tindakan yang baik.

Menyusuri sungai Zurich, kapal kapal kecil di sungai terapung apung diparkir ber penutup kain terpal atau plastik biru penahan salju. Burung burung kecil bertengger di pagar. Bebek sungai berenang renang di permukaan sungai sangat dingin. Di kejauhan menara Gereja Katolik dan Protestan menjulang berdampingan. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline