Lihat ke Halaman Asli

Gigih Mulyono

Peminat Musik

Jelajah Swiss di Musim Dingin, Catatan Perjalanan 5

Diperbarui: 1 Februari 2019   17:02

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Road to Jungfrau

Jelajah Jantung Swiss di musim dingin, Caper 5.

3. Jungfraujoch, Top of Europe

Pagi itu sarapan ala Eropa di Hotel. Sarapan pertama di Swiss. Mencoba melahap segala makanan tersedia yang tak akrab. Menikmati segelas susu murni dari Sapi Swiss yang hidup di lereng gunung Alpen. Clegug, susu mengalir melewati tenggorokan, dingin segar. 

Seluruh badan bereaksi ikut merasakan. Semoga menambah Energi dan Stamina untuk Journey hari ini, akan menjajal suhu minus tujuh di puncak Jungfrau. Sarapan ku akhiri dengan mencamil berbagai jenis sayatan keju yang terasa delicious. Di gelontor kopi hangat hitam legam tanpa cream. Sedaap, tubuh menggeletar.

Setelah Chek out, para kembara kembali menyeret koper koper bawaan ke Bus. Pakaian pakaian perang telah tersandang lengkap. Meninggalkan  hotel meneruskan perjalanan ke Jungfraujoch, Top of Europe. Ivan driver kita, dengan gaya Swiss yang kalem mengendalikan Bus warna putih tunggangan kami, soft and comfort. Meluncur menyusuri jalanan yang masih lengang. Kiri kanan nampak terserak putih salju sisa semalam.

Dari kota Biel akan menuju Grindelwald salah satu pedesaan di lereng Alpen. Perjalanan sekitar empat puluh lima menit. Menempuh jalan lurus sejajar rel kereta api. Sekali kali mobil datang dari arah berlawanan, berpapasan. Sorot lampunya masih berpendaran di pagi temaram, pukul 9.

Jalanan mulai meliuk dan menanjak. Salju kian tebal berserak. Kiri kanan rumah rumah kayu tradisional Swiss memutih. Menghadirkan lukisan langka dan spektakuler pada kanvas luas alam natural.

Bus telah sampai di Stasiun KA Grindewald. Rombongan turun dari Bus bersirubung di sisi jalan, kedinginan namun penuh Antusias. Pandangan tertuju sineri luar biasa di sebelah kanan.

Menunggu William mengurus tiket KA, para photoholic beraksi untuk dijepret dan menjepret. Rumah rumah kayu di lereng miring pegunungan, dengan atap atap putih tertimbun salju, menjadi background Eksotik aksi fotographi.

Beberapa jenak kemudian rombongan naik KA yang tekah datang. Bercampur hiruk pikuk dengan penumpang lain. Para pelancongan dan pemain Ski. Bahasa Indonesia dan Melayu terdengar, terlontar di sana sini. 

Ternyata banyak juga pelancong Indonesia dan Malaysia melawat disini. Di dalam setiap gerbong tersedia tempat khusus untuk menaruh peralatan Ski. Tongkat tongkat, batang Seluncur Ski, Skate Board berjejeran rapi tertata di kotak itu.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline