Lihat ke Halaman Asli

Puisi | Kumandang Adzan

Diperbarui: 2 Maret 2019   15:25

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com


Semburat orange di ufuk barat nan indah
Membentang sepanjang cakrawala
Senja perlahan turun menyapa
Bersama Semilir angin yang menggoda

Ada sebuah pesan yang teramat dalam
Di kala hari kian memetang
Terdengar sayup adzan berkumandang
Bergegas pintu dan jendela bertutupan

Anak-anak gempita berjalan
Menuju surau pengajian
Tergesa mengejar adzan
Menunaikan ibadah meningkatkan iman

Namun di zaman yang sekarang
Senja bukan lagi menjadi patokan
Merdunya adzan seringkali terlalaikan
Layaknya radio yang berdendang

Anak-anak tak lagi berkejaran
Bergegas membasuh tangan
Berebut sof paling depan

Mereka asyik kongkow di jalanan
Ataupun menonton sinetron kesayangan
Orang tua sibuk di kantoran
Mengejar dunia yang tidak berkesudahan

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline