Lihat ke Halaman Asli

Tingkatkan Literasi Bermedia Sosial

Diperbarui: 25 Mei 2018   09:29

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Berita ledakan bom yang terjadi di berbagai kota di tanah air membanjiri jagad maya. Tak luput juga melalui media sosial seperti Twitter, Facebook, WhatsApp dan YouTube. Berbagai berita baik berupa narasi, gambar maupun video tersebar luas hanya dalam hitungan detik saja. 

Kecanggihan teknologi rupanya telah membuat semua peristiwa di seluruh sudut dunia ini bisa tersebar luas dengan cepat. Apalagi kebiasaan masyarakat Kita yang suka mengshare berita ke dalam akun medsosnya. Hal ini semakin mempercepat perluasan berita. Tidak terkecuali dalam berita ledakan bom Surabaya lalu.

Akan tetapi, kemudahan penyebaran informasi tak selamanya berakhir indah. Pengalaman dari kasus ujaran penistaan agama beberapa waktu lalu, nyatanya media sosial hanya semakin memperkeruh suasana. 

Video yang ditonton oleh masyarakat luas nyatanya hanya semakin memperuncing kebencian yang tidak ada manfaatnya. Bahkan justru merugikan keragaman Bangsa. Cenderung mencederai Bhineka Tunggal Ika.

Berkaca dari itu semua, maka hendaknya berita tragedi bom baik berupa narasi, gambar maupun video tak perlu terlalu detail diketahui masyarakat. Berita yang berbau kekerasan tak baik menjadi konsumsi masyaraka kita. 

Secara psikologis, tidak baik otak masyarakat kita terpapar secara berlebihan dan terus menerus oleh pemberitaan berisi terorisme.Karena hal ini hanya akan membuat masyarakat ketakutan akan banyaknya teror yang terjadi.

Semakin banyak masyarakat yang trauma akan tragedi bom maka semakin melambunglah hati sang teroris. Karena mereka telah berhasil meneror hati masyarakat. Sehingga diliputi keresahan dan ketakutan yang mendalam takut sewaktu-waktu bom akan meledak lagi.

Oleh karena itu semua, maka sebagai masyarakat yang cerdas mari kita bergandengan tangan menggagalkan misi sang teroris. Hastag kami tidak takut dan kawan-kawannya hendakny jangan hanya menjadi jargon semata. Akan tetapi kita buktikan dalam bentuk tindakan. Salah satunya berupa tidak menyebarluaskan secara berlebihan Berita-berita kejahatan teroris dalam media sosial kita. 

Tidak ada gunanya menyebarkan berita yang terlalu tajam. Karena hal ini justrumembantu sang teroris menebar benih ketakutan kepada masyarakat. Lebih baik bekerja dalam diam menepis semua ketakutan akan teror daripada berkoar-koar tak ada tindakan nyata. 

Ingat bahwa pepatah mengatakan air beriak tanda tak dalam yang artinya jika kita hanya berkoar-koar menyebar berita tak berguna di media sosial, sejatinya kita tak pernah melakukan tindakan melawan terorisme itu sendiri.

Purworejo, 25/05/2018




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline