Berwisata ke pantai bagi saya merupakan keistimewaan. Maklum tinggal di kota yang dikelilingi pegunungan membuat saya melihat pantai sebagai tempat wisata yang luar biasa. Selain itu, saya juga jarang berwisata ke pantai. Tidak heran ketika saya berkesempatan datang suatu pantai di Cilacap, bulu kuduk saya berdiri membayangkan suasana ombak dan pesisir pantai yang hanya saya selalu saksikan di film.
Memang sih, kesempatan datang ke pantai kali ini bukanlah tempat wisata pantai yang pertama saya kunjungi. Saya pernah ke pantai di daerah Garut saat kuliah dan ke pantai Pangandaran saat saya sudah bekerja. Selain itu tidak lagi. Jadi, tidak salah kan kalau saya menyebut jarang ke pantai?
Tapi itu tak penting.
Yang paling penting adalah setidaknya saya selama hidup pernah datang ke tiga pantai berbeda meskipun masih di Pulau Jawa. Sebenarnya ini juga gak penting-penting amat sih untuk pembaca tahu.
Tentang Teluk Penyu
Yang perlu pembaca tahu adalah tempat wisata pantai yang saya kunjungi pada 10 Desember 2016 lalu. Bersama enam narablog dari Bandung, saya datang ke sebuah pantai yang dikenal dengan nama Pantai Teluk Penyu. Pantai yang berlokasi di Jawa Tengah, tepatnya Kabupatan Cilacap. Untuk mendatangi pantai ini, setidaknya diperlukan waktu kurang lebih 600 menit.
Saat saya datang, saya bisa menyaksikan keindahan pantai yang saat itu gelombang ombaknya terlampau pelan untuk menyisir pantai. Tidak begitu masalah sebenarnya karena bagi saya keindahan melihat laut adalah hal utama ketika berwisata ke pantai.
Ada ketenangan disana. Begitupun saat saya sampai dan menatap keindahan pantai Teluk Penyu. Sebenarnya, tidak terlalu indah jika dibandingkan dengan tempat wisata pantai lainnya yang terkenal. Tapi pantai ini terbilang bersih untuk sebuah pantai yang ramai dengan pedagang dan perahu.
Sebenarnya, saat saya datang ke pantai ini, saya melihat di sepanjang pesisir pantai ada banyak sampah kecil yang membuat pantai tak terlihat elok. Untungnya sampah yang berserakan itu cepat dibersihkan lewat sebuah gerakan gotong royong yang sempat saya abadikan pada video berikut ini.
Atau mungkin karena saya terbiasa di sebuah kota dengan udara dingin yah, jadi “panas ngaheab”kota ini membuat saya berkeluh kesah, Ah dasar manja.