" Inga ngarso sung tuladha, ing madya mangun karsa, Tut Wuri Handayani"
Siapa yang tidak asing lagi dengan kalimat tersebut? Setiap kita barangkali pernah mendengarnya, minimal sekali seumur hidup. Ya, apabila mendengar deret kalimat tersebut, muncullah sosok pahlawan yang sangat berjasa dalam hal pendidikan. Beliau adalah Ki Hajar Dewantara. Pejuang dalam hal pendidikan.
Sebagaimana makna dari tiga susunan kalimat sebelumnya, yaitu " di depan memberi teladan, di tengah membangun semangat, di belakang memberikan dorongan", kita juga tidak akan melupakan kehadiran sosok guru.
Guru juga menjadi pahlawan bagi dunia pendidikan itu sendiri; mereka yang mengabdikan dirinya untuk kerja-kerja sosial dalam mencerdaskan anak bangsa. Kalau tidak ada guru, apa jadinya pendidikan kita?
Bicara tentang pendidikan hari ini yang dihadapkan pada pesatnya kemajuan zaman, tentu membuat kita banyak merenung. Terlebih dalam hal komponen mata pelajaran yang diajarkan di kelas-kelas, khususnya dalam aspek muatan lokal.
Sebut saja mata pelajaran Bahasa Jawa; apakah masih diminati? Apakah peserta didik zaman sekarang masih memiliki ketertarikan terhadap mata pelajaran tersebut? Apakah bisa menyesuaikan dengan perkembangan zaman? Kecamuk pertanyaan tersebut pada akhirnya menorong penulis untuk menyampaikan opininya. Faktanya, tidak sedikit siswa yang mulai asing dengan mata pelajaran Bahasa Jawa.
Padahal mereka lahir, tinggal, dan dibesarkan di Pulau Jawa. Tidak ayal, perhatian mereka banyak tersita dengan hal-hal yang berbau modernitas.
Arus globalisasi yang membuat siswa lebih familiar dengan hal-hal asing: bangga ketika bisa belajar bahasa asing, merasa percaya diri ketika menggunakan produk luar negeri, bahkan lebih mengunggulkan hal-hal yang viral dan berbau nonlokal.
Hal tersebut tentu menjadi PR tersendiri bagi para pendidik hari ini. Salah satunya yaitu pelajaran Bahasa Jawa di era digital yang menuntut kita untuk lebih melek teknologi.
Tantangan Menjadi Guru Bahasa Jawa di Era Digital
Hasil obrolan saya bersama beberapa guru Bahasa Jawa banyak menyoroti tentang kegelisahan terkait dengan metode dan model pembelajaran Bahasa Jawa yang ada di sekolah-sekolah pada era kemajuan tekonologi hari ini.