PENDAFTARAN pasangan calon gubernur dan wakil gubernur Sulawesi Selatan (Sulsel) sisa menghitung hari lagi. Hingga artikel ini tayang, belum satu pun bakal pasangan calon yang mendeklarasikan diri untuk maju di Pemilihan Gubernur (Pilgub) Sulsel 2024.
Kontestasi kali ini memang berbeda dengan Pilgub-Pilgub Sulsel sebelumnya. Kita ketahui, tahun ini adalah kali pertama penyelenggaraan pilkada serentak, baik provinsi maupun kabupaten/kota se-Indonesia. Kondisi ini tentu butuh formulasi baru bagi partai politik (parpol) dalam menentukan arah dukungan, utamanya pasca Pilpres 2024 yang dimenangkan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka.
Bisa dikata, Sulawesi Selatan adalah salah satu wilayah strategis dalam peta politik tanah air. Meski populasi pemilihnya cuma 7 jutaan orang, namun Sulawesi Selatan adalah gerbang utama di Kawasan Timur Indonesia. Wajar saja, penentuan arah dukungan pengurus parpol di pusat kepada bakal pasangan calon di Pilgub Sulsel cenderung dinamis hingga jelang detik-detik penutupan pendaftaran di KPU.
Meski begitu, peta dukungan parpol pada awal Agustus ini sudah mengerucut. Atas dasar itu, penulis mencermati ada tiga skenario koalisi parpol yang kemungkinan tercipta di Pilgub Sulsel. Apa saja?
Skenario I: Calon Tunggal
Calon tunggal adalah skenario paling pertama yang kemungkinan terjadi. Kondisi ini dipicu sejumlah elite parpol yang mengarahkan dukungan kepada pasangan Andi Sudirman Sulaiman-Fatmawati Rusdi. Sudirman adalah mantan gubernur Sulsel, adik dari Menteri Pertanian, Andi Amran Sulaiman. Sementara Fatma adalah mantan wakil wali kota Makassar, caleg DPR RI terpilih, suami Ketua DPW Partai Nasdem Sulsel Rusdi Masse.
Adalah Partai Nasdem Sulsel yang paling pertama mendukung pasangan ini. Kemudian disusul Partai Demokrat dan Partai Solidaritas Indonesia (PSI). Tiga partai ini sudah menerbitkan rekomendasi kepada pasangan Sudirman-Fatma. Hasil Pemilu 2024 lalu, Partai Nasdem meraih 17 kursi, Demokrat mengantongi tujuh kursi sedangkan PSI tidak mendapat kursi di DPRD Sulsel.
Sudirman memang mengikuti proses penjaringan di Partai Demokrat dan PSI. Ia pun mendaftar di PAN (4 kursi), PKS (7 kursi), PKB (8 kursi), dan PPP (8 kursi). Berbeda dengan Golkar (14 kursi), Gerindra (13 kursi) dan PDIP Perjuangan (6 kursi), tiga parpol ini tidak membuka pendaftaran pasangan calon. Namun, sejumlah elite pusat Partai Golkar dan Gerindra sudah secara lisan menyatakan dukungan kepada Andi Sudirman Sulaiman.
Begitupun dengan PKS dan PAN. Dua partai ini sudah mengisyaratkan akan kembali mengusung Andi Sudirman Sulaiman. Dua partai ini memang sebelumnya mengusung Sudirman di Pilgub Sulsel 2018 lalu. Dengan demikian, skenario pasangan Andi Sudirman Sulaiman-Fatmawati Rusdi melawan kotak kosong dapat tercipta di Pilgub Sulsel 2024. Partai tersisa seperti PDI Perjuangan tidak bisa lagi mengusung calon lain lantaran syarat 20 persen (minimal 17 kursi) tidak terpenuhi.
Skenario II: Head To Head
Wacana calon tunggal di Pilgub Sulsel menuai pro dan kontra di lapisan masyarakat. Meski tidak melanggar regulasi, kolom kosong dinilai mencederai demokrasi di tengah banyaknya figur yang layak memimpin Sulawesi Selatan lima tahun ke depan.