Aksi Nyata Modul 1.4 Budaya Positif Calon Guru Penggerak
Laporan Aksi Nyata Modul 1.4 Budaya Positif bagi Calon Guru Penggerak bagi setiap Calon Guru Penggerak (CGP). Modul ini membahas pentingnya budaya positif di sekolah yang berpihak pada siswa agar dapat mengembangkan karakter mereka sesuai profil pelajar Pancasila. Guru penggerak merupakan suatu program pendidikan kepemimpinan bagi guru untuk menjadi pemimpin pembelajaran. Program ini mencakup pelatihan daring, lokakarya, dan konferensi. Selama pelatihan, para guru juga perlu mengerjakan tugas berupa laporan aksi nyata di setiap modulnya.
Pada kesempatan kali ini saya akan berbagi Laporan Aksi Nyata Modul 1.4 tentang Buday Positif. Mari kita simak secara seksama.
Rancangan Tindakan Aksi Nyata
1. Latar Belakang
Tindakan ini dilakukan untuk memotivasi peserta didik dalam menjalankan budaya positif yang telah di laksanakan sebelumnya. Selama ini beberapa tugas terkait budaya positif masih dilakukan oleh sebagian kecil peserta didik.
2. Tujuan Aksi Nyata
Tindakan ini bertujuan untuk membangun keyakinan peserta didik bahwa budaya positif adalah norma yang harus dijunjung tinggi Tujuan Khusus adalah mendorong peserta didik untuk lebih aktif dalam mengembangkan budaya positif, termasuk dalam menjaga kebersihan kelas, berinteraksi dengan baik antar peserta didik, dan menjaga kebersihan lingkungan sekolah serta memastikan bahwa peserta didik membuang sampah pada tempatnya
3. Tolak Ukur
Keberhasilan tindakan ini dapat diukur melalui : Terbentuknya keyakinan dan komitmen peserta didik dalam menjalankan budaya positif Peserta didik menjalankan budaya positif, termasuk menjaga kebersihan kelas, berinteraksi dengan sesama murid dan guru dengan baik, serta membuang sampah pada tempatnya
4. Lini Masa
Keberhasilan tindakan ini dapat diukur melalui :
Terbentuknya keyakinan dan komitmen peserta didik dalam menjalankan budaya positif. Peserta didik menjalankan budaya positif, termasuk menjaga kebersihan kelas, berinteraksi dengan sesama murid dan guru dengan baik, serta membuang sampah pada tempatnya.
Kegiatan ini akan dilaksanakan tiga kali pertemuan:
Pertemuan pertama di kelas: Pengenalan budaya positif, memberikan contoh perilaku budaya positif, dan mendengarkan pendapat peserta didik tentang budaya positif. Penerapan budaya positif oleh peserta didik dengan bantuan teman sejawat untuk pemantauan dan evaluasi
Pertemuan kedua: Melakukan pengecekan terhadap tindakan budaya positif yang telah dijalankan oleh peserta didik
Pertemuan ketiga: Diskusi evaluasi dengan teman sejawat
5. Dukungan yang dibutuhkan:
Bahan atau alat yang dibutuhkan Laptop, Proyektor/ Infokus untuk presentasi tentang budaya positif. Fasilitas kebersihan kelas. Pihak yang terlibat untuk berkolaborasi yaitu rekan guru untuk pemantauan, evaluasi, dan diskusi. Dukungan dari seluruh warga sekolah. Rencana untuk mendapatkannya dengan memohon Izin dan dukungan dari Kepala Sekolah, Mengadakan diskusi untuk evaluasi dengan teman sejawat
Menyebarkan Pemahaman dan Pengalaman Penerapan Budaya Positif
Budaya Pisitif
Menerapkan budaya positif merupakan suatu hal yang harus kita lakukan sebagai seorang guru, untuk menciptakan ekosistem sekolah yang penuh dengan suasana positif. Hal positif itu akan mudah menular jika dilakukan secara konsisten dan tentunya dilakukan secara kolaborasi.
Budaya Positif dapat dijalankan dengan memahami dan menerapkan konsep-konsep budaya positif seperti disiplin positif, nilai-nilai kebajikan universal, 3 teori motivasi perilaku manusia terkait hukuman dan penghargaan, menyusun keyakinan sekolah/kelas, kebutuhan dasar manusia dan dunia berkualitas, posisi kontrol sebagai seorang guru dan pelaksanaan segitiga restitusi dalam menemukan solusi terhadap permasalahan murid.
Konsep Dasar Budaya Positif
1. Perubahan paradiqma belajar
2. Disiplin Positif
3. Kebutuhan Dasar Manusia
4. Motivasi perilaku manusia
5. Posisi kontrol
6. Keyakinan kelas
7. Restitusi segitiga
Perubahan paradiqma belajar
Dari stimulus respon menjadi teori kontrol. Pada stimulus kontrol semua kebutuhan orang sama, semua orang melihat hal yang sama, guru mencoba merubah murid agar berpandangan sama dengan guru. Perilaku buruk siswa dipandang sebagai sebuah kesalahan, guru bisa mengontrol murid, model berfikir menang dan kalah. Untuk teori kebutuhan kontrol semua orang tidak sama. Semua orang memiliki gambaran yang berbeda. Guru berusaha memahami pandangan murid. Perilaku murid memiliki tujuan, guru tidak bisa mengontrol murid dan model berfikir menang-menang.
Disiplin Positif
Penerapan disiplin positif mengajarkan anak bertangung jawab dengan menumbuhkan kesadaran diri berdasarkan nilai-nilai kebajikan
Lebih kearah disiplin yang dapat mengontrol diri dalam melakukan segala tindakan
Dapat membuat murid memahami dan menyadari berdasarkan motivasi internal, bukan karena paksaan atau hukuman yang diterima
Kebutuhan Dasar Manusia
Seluruh perilaku yang dilakukan murid pada dasarnya memiliki tujuan tertentu. Murid memiliki kebutuhan dasar tertentu ketika melakukan suatu perubahan:Seluruh perilaku yang dilakukan murid pada dasarnya memiliki tujuan tertentu. Murid memiliki kebutuhan dasar tertentu ketika melakukan suatu perubahan: Kebutuhan bertahan hidup. Kebutuhan cinta dan kasih sayang murid ingin diterima dan dihargai. Kebutuhan penguasaan yaitu kebutuhan pengakuan atas kemampuan. Kebutuhan kebebasan yaitu kebutuhan akan pilihan. Kebutuhan kesenangan yaitu kebutuhan untuk merasa senang.
Motivasi Perilaku Manusia
Motivasi merupakan dorongan yang timbul dalam diri seseorang secara sadar atau tidak sadar melakukan suatu tindakan untuk tujuan tertentu. Motivasi eksternal Contohnya Murid melakukan suatu tindakan karena takut, menghindari dari hukuman atau pengharapan akan bentuk pengargaan. Motivasi internal contohnya Murid melakukan kedisiplinan sadar akan nilai-nilai kebajikan yang ada dalam dirinya (menghargai nilai kebajikan diri sendiri
Motivasi eksternal: Menghindari Ketidak nyamanan atau Hukuman, Untuk mendapatkan imbalan atau penghargaan dari orang lain. Motivasi internal: Untukmenjadi orang yang mereka inginkan dan menghargai diri sendiri dengan nilai-nilai yang mereka percaya.
Konsep disiplin dengan pendekatan restitusi
Konsep disiplin dengan pendekatan restitusi merupakan sebuah cara menanamkan disiplin pada murid
Apa itu restitusi
Proses menciptakan kondisi bagi murid untuk memperbaiki kesalahan mereka sehingga mereka bisa kembali kepada kelompok mereka dengan karakter yang lebih kuat (Gossen 2004)
Ciri-ciri restitusi
- Menguatkan dan fokus pada solusi
- Fokus pada karakter bukan pada tindakan
- Bukan menebus kesalahan tapi belajar dari kesalahan
- Mencari kebutuhan dasar yang mendasari tindakan
- Tawaran bukan paksaan
- Memperbaiki hubungan
- Menuntun untuk melihat ke dalam diri
Lima Posisi Kontrol
Contoh Penerapan 5 posisi kontrol
Kasus
Murid tidak memakai atribut lengkap saat upacara bendera
Teman
Ah kamu lagi, jangan gitu dong, ayo gabung dengan yang lain, untung ada bapak.
Penghukum
Patuhi Peraturan Sekolah! Berdiri di Barisan Lain
Pembuat Rasa Bersalah
Beberapa kali bapak bilang sama kamu, Bapak kecewa sama kamu