Lihat ke Halaman Asli

Mulyadi A SPd

Guru PPPK, Ketua PKBM AT-TARIQ, Penulis

Aksi Nyata Modul 1.4 Budaya Positif Calon Guru Penggerak

Diperbarui: 23 Agustus 2024   04:09

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Aksi Nyata Modul 1.4 Budaya Positif Calon Guru Penggerak

Laporan Aksi Nyata Modul 1.4 Budaya Positif bagi Calon Guru Penggerak bagi setiap Calon Guru Penggerak (CGP). Modul ini membahas pentingnya budaya positif di sekolah yang berpihak pada siswa agar dapat mengembangkan karakter mereka sesuai profil pelajar Pancasila.   Guru penggerak merupakan suatu program pendidikan kepemimpinan bagi guru untuk menjadi pemimpin pembelajaran. Program ini mencakup pelatihan daring, lokakarya, dan konferensi. Selama pelatihan, para guru juga perlu mengerjakan tugas berupa laporan aksi nyata di setiap modulnya.

Pada kesempatan kali ini saya akan berbagi Laporan Aksi Nyata Modul 1.4 tentang Buday Positif. Mari kita simak secara seksama.

Rancangan Tindakan Aksi Nyata

1. Latar Belakang

Tindakan ini dilakukan untuk memotivasi peserta didik dalam menjalankan budaya positif yang telah di laksanakan sebelumnya. Selama ini beberapa tugas terkait budaya positif masih dilakukan oleh sebagian kecil peserta didik.

2. Tujuan Aksi Nyata

Tindakan ini bertujuan untuk membangun keyakinan peserta didik bahwa budaya positif adalah norma yang harus dijunjung tinggi Tujuan Khusus adalah mendorong peserta didik    untuk  lebih   aktif  dalam   mengembangkan  budaya positif,  termasuk  dalam  menjaga  kebersihan  kelas, berinteraksi dengan baik antar peserta didik,   dan menjaga kebersihan   lingkungan   sekolah   serta  memastikan   bahwa peserta didik  membuang sampah pada tempatnya

3. Tolak Ukur

Keberhasilan tindakan ini dapat diukur melalui : Terbentuknya   keyakinan   dan  komitmen   peserta  didik dalam menjalankan budaya positif Peserta   didik    menjalankan    budaya    positif,   termasuk menjaga kebersihan kelas, berinteraksi dengan sesama murid dan guru dengan baik, serta membuang sampah pada tempatnya

4. Lini Masa

Keberhasilan tindakan ini dapat diukur melalui : 

Terbentuknya   keyakinan   dan  komitmen   peserta  didik dalam menjalankan budaya positif.  Peserta   didik    menjalankan    budaya    positif,   termasuk menjaga kebersihan kelas, berinteraksi dengan sesama murid dan guru dengan baik, serta membuang sampah pada tempatnya. 

Kegiatan ini akan dilaksanakan tiga kali pertemuan: 

Pertemuan pertama di kelas: Pengenalan  budaya  positif, memberikan  contoh perilaku  budaya positif, dan mendengarkan pendapat peserta didik  tentang budaya positif.  Penerapan  budaya  positif  oleh   peserta  didik    dengan bantuan teman sejawat untuk pemantauan dan evaluasi

Pertemuan kedua: Melakukan  pengecekan terhadap  tindakan  budaya  positif yang telah dijalankan oleh peserta didik 

Pertemuan ketiga: Diskusi  evaluasi dengan teman sejawat

5. Dukungan yang dibutuhkan:

Bahan atau alat  yang dibutuhkan  Laptop,  Proyektor/  Infokus untuk presentasi  tentang  budaya positif.  Fasilitas kebersihan kelas. Pihak yang terlibat untuk berkolaborasi yaitu rekan guru untuk  pemantauan,  evaluasi,   dan   diskusi.  Dukungan   dari seluruh   warga   sekolah.   Rencana   untuk   mendapatkannya dengan  memohon Izin  dan  dukungan dari  Kepala  Sekolah, Mengadakan diskusi untuk evaluasi dengan teman sejawat

Menyebarkan Pemahaman dan Pengalaman Penerapan Budaya Positif

Budaya Pisitif

Menerapkan budaya positif merupakan suatu hal yang harus kita lakukan sebagai seorang guru, untuk menciptakan ekosistem sekolah yang penuh dengan suasana positif. Hal positif itu akan mudah menular jika dilakukan secara konsisten dan tentunya dilakukan secara kolaborasi.

Budaya Positif dapat dijalankan dengan memahami dan menerapkan konsep-konsep budaya positif seperti disiplin positif, nilai-nilai kebajikan universal, 3 teori motivasi perilaku manusia terkait hukuman dan penghargaan, menyusun keyakinan sekolah/kelas, kebutuhan dasar manusia dan dunia berkualitas, posisi kontrol sebagai seorang guru  dan pelaksanaan segitiga restitusi dalam menemukan solusi terhadap permasalahan murid.

Konsep Dasar Budaya Positif

1. Perubahan paradiqma belajar

2. Disiplin Positif

3. Kebutuhan Dasar Manusia

4. Motivasi perilaku manusia

5. Posisi kontrol

6. Keyakinan kelas

7. Restitusi segitiga

Perubahan paradiqma belajar

Dari stimulus respon menjadi teori kontrol. Pada stimulus kontrol semua kebutuhan orang sama, semua orang melihat hal yang sama, guru mencoba merubah murid agar berpandangan sama dengan guru. Perilaku buruk siswa dipandang sebagai sebuah kesalahan, guru bisa mengontrol murid,  model berfikir menang dan kalah. Untuk teori kebutuhan kontrol semua orang tidak sama. Semua orang memiliki gambaran yang berbeda. Guru berusaha memahami pandangan murid. Perilaku murid memiliki tujuan, guru tidak bisa mengontrol murid dan model berfikir menang-menang.

Disiplin Positif

Penerapan disiplin positif mengajarkan anak bertangung jawab dengan menumbuhkan kesadaran diri berdasarkan nilai-nilai kebajikan

Lebih kearah disiplin yang dapat mengontrol diri dalam melakukan segala tindakan

Dapat membuat murid memahami dan menyadari berdasarkan motivasi internal, bukan karena paksaan atau hukuman yang diterima

Kebutuhan Dasar Manusia

Seluruh perilaku yang dilakukan murid pada dasarnya memiliki tujuan tertentu. Murid memiliki kebutuhan dasar tertentu ketika melakukan suatu perubahan:Seluruh perilaku yang dilakukan murid pada dasarnya memiliki tujuan tertentu. Murid memiliki kebutuhan dasar tertentu ketika melakukan suatu perubahan: Kebutuhan bertahan hidup. Kebutuhan cinta dan kasih sayang murid ingin diterima dan dihargai. Kebutuhan penguasaan yaitu kebutuhan pengakuan atas kemampuan. Kebutuhan kebebasan yaitu kebutuhan akan pilihan. Kebutuhan kesenangan yaitu kebutuhan untuk merasa senang.

Motivasi Perilaku Manusia

Motivasi merupakan dorongan yang timbul dalam diri seseorang secara sadar atau tidak sadar melakukan suatu tindakan untuk tujuan tertentu. Motivasi eksternal Contohnya Murid melakukan suatu tindakan karena takut, menghindari dari hukuman  atau pengharapan akan bentuk pengargaan. Motivasi internal contohnya Murid melakukan kedisiplinan sadar akan nilai-nilai kebajikan yang ada dalam dirinya (menghargai nilai kebajikan diri sendiri

Motivasi eksternal: Menghindari Ketidak nyamanan atau Hukuman, Untuk mendapatkan imbalan atau penghargaan dari orang lain. Motivasi internal: Untukmenjadi orang yang mereka inginkan dan menghargai diri sendiri dengan nilai-nilai yang mereka percaya.

Konsep disiplin dengan pendekatan restitusi

Konsep disiplin dengan pendekatan restitusi merupakan sebuah cara menanamkan disiplin pada murid

Apa itu restitusi

Proses menciptakan kondisi bagi murid untuk memperbaiki kesalahan mereka sehingga mereka bisa kembali kepada kelompok mereka dengan karakter yang lebih kuat (Gossen 2004)

Ciri-ciri restitusi

- Menguatkan dan fokus pada solusi

- Fokus pada karakter bukan pada tindakan

- Bukan menebus kesalahan tapi belajar dari kesalahan

- Mencari kebutuhan dasar yang mendasari tindakan

- Tawaran bukan paksaan

- Memperbaiki hubungan

- Menuntun untuk melihat ke dalam diri

Lima Posisi Kontrol

Input sumber: ilustrasi penulis

Contoh Penerapan 5 posisi kontrol

Kasus

Murid tidak memakai atribut lengkap saat upacara bendera

Teman

Ah kamu lagi, jangan gitu dong, ayo gabung dengan yang lain, untung ada bapak.

Penghukum

Patuhi Peraturan Sekolah! Berdiri di Barisan Lain

Pembuat Rasa Bersalah

Beberapa kali bapak bilang sama kamu, Bapak kecewa sama kamu

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline