Pada hari-hari kerja (week-day) mobil boleh masuk untuk menjelajahi Kebun Raya Bogor yang luasnya 87 hetar ini. Saat pulkam beberapa waktu lalu dan pada hari Rabu, saya mengunjungi Kebun yang ditumbuhi oleh pohon2 langka yang sudah berumur ratusan tahun ini diantar oleh kakak saya yang memang sering mengantar tamu-tamu (temannya dan teman suaminya) dari berbagai negara. Kebetulan suaminya adalah Doktor di bidang pertanian/tanaman, sehingga banyak teman nya yang datang adalah peneliti tanaman ataupun masyarakat yang berminat pada tanaman langka, walaupun kakak saya adalah doktor bidang pendidikan tetapi menjelaskan tumbuhan dan situasi kebun raya ini sangat detail dan menambah wawasan untuk saya.
Ketika saya memasuki area kebun yang didirikan oleh Prof. Caspar Georg Karl Reinwardt (seorang berkebangsaan German) pada th 1817 ini, tak begitu jauh dari pintu masuk kita menemukan monument tempat beristirahat nya Olivia Raffless Istri dari Thomas Stanford Raffles, yang menggagas untuk mendirikan Kebun yang kini memiliki pohon dengan akar yang besar2 dan sudah melingkar-lingkar kemana mana, tidak hanya kedalam tanah karena tumbuhan itu sudah berusia ratusan tahun.
[caption id="attachment_268159" align="aligncenter" width="720" caption="monument Olivia Raffless (foto dok:Lily)"][/caption] Di depan monument itu ada gedung untuk pintu masuk untuk pejalan kaki yang baru dibangun sekitar 5tahun yang lalu. Gedung yang cukup megah ini nampak sangat serasi dengan pintu gerbang yang didirikan ratusan tahun yang lalu sehingga tadinya saya menganggap ini adalah bangunan lama pula.
Di dalam gedung ini ada cafeteria yang menjual makanan local dengan harga yang tak terlalu mahal. Saya memesan makanan diantaranya “karedok” yaitu makanan khas sunda yang bahan dasarnya adalah sayuran mentah seperti kol, toge, kacang panjang, terung bulat, timun serta diberi bumbu kacang yang terbuat dari kacang tanah yang digoreng dan dihaluskan dan dicampur dengan cabai, gula merah dan kencur.
[caption id="attachment_268161" align="aligncenter" width="960" caption="Gedung pintu masuk pejalan kaki (foto dok:Lily)"]
[/caption]
Kemudian kita melanjutkan mengelilingi Kebun yang mulanya adalah Hutan Buatan (sebelum dibangun oleh Rafless) yang dibangun oleh Sri Baduga Maharaja (Prabu Siliwangi, 1474-1513) dinasti kerajaan Pajajaran, kerajaan Sunda. Di kebun ini juga ada kuburan yang dikeramatkan, kabarnya kuburan keluarga Sri Baduga Maharaja. Banyak orang yang mempercayai bisa meminta keberuntungan untuk datang berziarah, tentu hal ini tidak sesuai dengan ajaran islam.
Terasa sekali suasana yang damai dan sejuk dengan pepohonan yang berukuran besar2 dan berusia ratusan tahun yang sering menjadi objek penelitian para ilmuwan dari berbagai Negara. Serta menikmati taman yang ditata dengan indah, ada kolam yang ditumbuhi oleh tanaman air yang langka seperti pohon bunga teratai yang sangat besar. Dari pinggir kolam Nampak bangunan Istana Bogor, yang merupakan salah satu dari enam Istana Presiden RI yang mempunyai keunikan tersendiri. Kalau beruntung kita bisa melihat bunga Raflesia Arnoldi, bunga yang ukurannya sangat besar diameter bunga bisa mencapai 1meter dengan berat 11kg yang ditemukan pertama kali pada th 1818 di Bengkulu yang ditemukan oleh Dr. Joseph Arnold bersama dengan Thomas Stamford Raffles. Dan bunga ini hanya berumur sekitar satu minggu.
Ketika melewati jembatan gantung yang di cat berwarna merah merona mengingatkan saya saat kecil dulu jika melewati jembatan ini sedikit ketakutan karena jika banyak orang di jembatan itu maka jembatan itu akan bergoyang, tetapi kemarin ketika saya turun dari mobil dan melintas di jembatan itu saya tak merasakan guncangan yang keras, apakah karena memang sekarang bangunan jembatan gantung itu sudah dibuat sedemikian kokoh atau memang dulu hanya ketakutan anak kecil saja.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H