“Religion is the sigh of the oppressed creature, the heart of a heartless world, and the soul of soulless conditions. It is the opium of the people” atau lebih sering disebut agama adalah candu masyarakat merupakan sebuah kutipan dari seorang pemikir dan sosiolog ternama yaitu Karl Marx. Jika kita baca secara harfiah maka kita menilai bahwa Marx merupakan pemikir yang anti dengan agama karena menyandingkan agama dengan opium yang merupakan sejenis narkoba, namun apakah benar apa yang dimaksudkan Marx seperti itu? Mari kita telaah. Sebelum kita menelaah kutipan Marx diatas mari kita kupas terlebih dulu tentang alienasi.
Apa itu alienasi? Secara singkat alienasi merupakan sebuah keterasingan manusia dari state of nature nya yang merupakan makhluk sosial, Marx melihat keterasingan ini pada masyarakat kapitalistik yang mana mereka (masyarakat) tidak lagi mementingkan harmoni dan kebaikan bersama dalam hidup mereka dan menujukan hidup mereka kepada hal yang bersifat materialistik, contohnya seperti para buruh yang dipaksa bekerja selama belasan jam bahkan hampir 20 jam dalam sehari dalam waktu seminggu penuh, hal ini membuat mereka menjadi terasing dari sifat sosial dan menjadi mustahil bagi mereka untuk bisa mengembangkan potensi yang ada pada diri mereka.
Para buruh tersebut merasa tertindas dan melampiaskannya kepada agama, mereka menggunakan agama sebagai pelipur lara disaat mereka sedang tertindas, meredam penderitaan mereka untuk sesaat dan diulangi terus menerus, maka dari itu Marx menyebut agama adalah opium terlebih pada masa itu gereja sebagai pemegang otoritas kristen bersekongkol dengan penguasa demi kepentingan segelintir pihak saja dan membuat Marx semakin geram dengan para pemeluk agama.
Maka dapat disimpulkan bahwa Marx bukanlah orang yang menentang keberadaan agama melainkan ia ingin menyadarkan kepada para pemeluk agama agar sadar bahwa memeluk agama bukan berarti mereka harus tunduk pada penindasan dan ketidakadilan.
Kita dapat mengambil pelajaran dari Marx ketika memeluk agama kita harus sadar dan memahami bagaiamana seharusnya kita beragama, kita tidak boleh tunduk oleh segelintir pihak yang mengatas namakan agama sebagai sarana untuk mencapai kepentingan busuknya, agar agama tidak hanya menjadi candu melainkan menjadi sarana kita untuk mencapai kehidupan masyarakat yang sejahtera.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H