Lihat ke Halaman Asli

Self Efficacy: Kunci Meningkatkan Kinerja di Masa Pandemi

Diperbarui: 11 November 2021   12:42

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ruang Kelas. Sumber Ilustrasi: PAXELS

Penulis: Amalia Natalia, Indah Permata Sari, Mulia Putri, Prof. Dr. Ritha F Dalimunthe, SE., M.Si

Kasus pertama infeksi virus corona penyebab Covid-19 dikonfirmasi pada awal Maret 2020. Hampir seluruh sektor mengalami dampak dari adanya pandemi Covid-19 ini, termasuk juga pada sektor ekonomi akibat adanya pembatasan aktivitas bisnis yang berimbas pada perekonomian. Hingga 1 Juni 2021, Covid-19 telah menginfeksi 1,8 juta orang di Indonesia dan menyebabkan kematian 50,7 ribu orang. 

Dengan lonjakan kasus yang cukup tinggi di sejumlah daerah sejak pertengahan Juni 2021, pemerintah memperkuat kebijakan untuk mengurangi penyebaran Covid-19 yang satu diantaranya melalui pengurangan mobilitas dan interaksi masyarakat, khususnya di daerah-daerah dengan tingkat penularan yang tinggi.

Munculnya pandemi Covid-19 seperti saat ini juga meningkatkan persaingan antar perusahaan, faktor keberhasilan perusahaan sangat mempengaruhi kemajuan atau setidaknya perusahaan tersebut dapat bertahan dimasa krisis seperti ini. Keberhasilan suatu organisasi dipengaruhi oleh kinerja (job performance) dari karyawannya, maka setiap perusahaan akan berusaha untuk meningkatkan kinerja karyawannya dalam mencapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan. 

Kinerja karyawan mengacu pada prestasi seseorang yang diukur berdasarkan standar dan kriteria yang ditetapkan oleh perusahaan. Pengelolaan untuk mencapai kinerja sumber daya manusia tinggi dimaksudkan guna meningkatkan perusahaan secara keseluruhan (fuas mas’ud).

Begitu pentingnya kinerja karyawan bagi sebuah perusahaan, maka perlu dipahami apa saja faktor yang mempengaruhi kinerja karyawan tersebut?

Menurut Mangkuprawira dan Hubeis (2007) bahwa kinerja karyawan dipengaruhi oleh faktor intrinsik dan ektrinsik. Namun, fokus pembahasan kali ini adalah mengenai salah satu faktor yang berasal dari diri karyawan itu sendiri yaitu self efficacy. Self efficacy adalah rasa keyakinan seseorang bahwa ia merasa mampu dalam menghadapi dan menyelesaikan tugas atau masalah. 

Mengutip pendapat dari Bandura, beliau mengemukakan bahwa self efficacy merupakan keyakinan orang tentang kemampuan mereka untuk menghasilkan tingkat kinerja serta menguasai situasi yang mempengaruhi kehidupan mereka, kemudian self efficacy juga akan menentukan bagaimana orang merasa, berpikir, memotivasi diri dan berperilaku. Hal ini sejalan dengan pendapat Jeanne Ellis Ormrod yang menyatakan self efficacy adalah keyakinan seseorang tentang kemampuannya sendiri untuk menjalankan perilaku tertentu atau mencapai tujuan tertentu

Self efficacy dinilai sangat berpengaruh terhadap kinerja karyawan, didukung dari hasil penelitian yang dilakukan oleh Venna, dkk (2017) menyimpulkan bahwa “Variabel Self efficacy berpengaruh signifikan terhadap kinerja karyawan. Nilai yang diperoleh dari penelitian ini menunjukan bahwa variabel self efficacy terhadap Kinerja Karyawan memiliki pengaruh yang positif.” Maka, dapat disimpulkan bahwa jika seseorang memiliki self efficacy yang tinggi maka akan berdampak positif terhadap kinerja yang dihasilkan oleh karyawan perusahaan tersebut.

Menurut Siti Shafia (2020) karyawan yang memiliki self efficacy dalam perubahan tinggi akan menunjukan usaha-usaha yang kuat untuk mensukseskan perubahan perusahaan, dan jika menemui rintangan-rintangan, karyawan tersebut akan menunjukan ketekunan serta tidak mudah menyerah sebelum tujuan yang ditetapkan tercapai. 

Sama halnya ketika menghadapi pandemi Covid-19 yang membuat adanya banyak perubahan saat ini, misalnya perubahan budaya kerja dari ‘kerja bersama’ di sebuah lingkungan kantor (work from office) menjadi ‘kerja sendiri-sendiri’ dari jarak jauh atau dari rumah (work from home). Bekerja dari rumah untuk jangka panjang dikhawatirkan menimbulkan kesenjangan komunikasi antar anggota tim, kurangnya hubungan interpersonal, rendahnya perhatian terhadap keamanan bekerja, dan semakin melemahnya budaya organisasi secara keseluruhan.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline