Lihat ke Halaman Asli

Biarkanlah Buah Itu Sampai Matang

Diperbarui: 25 Juni 2015   20:30

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Ada seorang pemuda yang merasa tertegun dan terpesona melihat buah mangga yang menjulur dengan lebat. Ia lalu pergi mendekati sisi yang paling dekat untuk memetiknya. Tetapi,sebelum ia berhasil mendapatkan satu,tiba-tiba suara teguran ayahnya yang kharismatik itu mencegahnya. Ia mengatakan : "Biarkanlah hai anakku." Sang pemuda pun menoleh ke ayahnya yang berdiri di belakang bahunya, sedang tangannya masih tergantung di udara.

Berkatalah sang ayah, seraya memegang tangan putranya untuk dibawa berjalan - jalan di sekitar kebun. "Hai anakku, sebetulnya memetik buah itu bukan tujuan yang sebenarnya. Yang terpenting dan menjadi tujuan adalah mengambil faedah darinya setelah di petik. Menurut dugaan kuatku,buah yang belum matang itu tidak memberi mamfaat apa-apa bagi manusia supaya kita mengambil mamfaat darinya."

Sesengguhnya, kesulitan mendasar yang dihadapi manusia ketika menghadapi masalah atau ketika ingin membuat suatu keputusan adalah ingin cepat-cepat terlaksananya suatu keputusan atau program. Hal itu mengakibatkan sikap tergesa - gesa dalam mengambil keputusan yang umumnya penuh kekurangan bahkan dapat dinilai gagal sejak permulaan.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline