Lihat ke Halaman Asli

Misroh Mulianingsih

Dosen Stikes Yarsi Mataram/ Mahasiswa Doktoral Kesehatan Masyarakat UNHAS Makasar

Berdayakan Keluarga dalam Pencegahan Anemia Remaja

Diperbarui: 27 Mei 2022   21:02

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

ilustrasi (freepik)

Permasalahan anemia pada remaja di Indonesia masih menjadi pekerjaan rumah yang belum terselesaikan. Menurut data riset kesehatan dasar (Riskesdas) 2018 angka kejadian anemia remaja di Indonesia masih relatif cukup tinggi dan cenderung mengalami tren peningkatan prevalensinya.

Masa remaja merupakan salah satu usia paling rentan terhadap anemia. Hal ini karena usia remaja merupakan masa kritis pertumbuhan, pematangan reproduksi, dan transisi perkembangan yang menuntut peningkatan asupan gizi sehingga membuat remaja lebih rentan kekurangan gizi.

Salah satu masalah asupan gizi remaja di Indonesia adalah defisiensi besi atau kekurangan zat besi dan diperkirakan menyumbang separo dari semua kasus anemia. 

Masalah anemia remaja perlu mendapatkan perhatian khusus dalam penanganan dan pencegahan, jika tidak akan menimbulkan dampak buruk bagi remaja, yaitu: penurunan imunitas, pertumbuhan, perkembangan, kemampuan kognitif konsentrasi, prestasi belajar, kebugaran, produktifitas, dan kerentanan terhadap penyakit infeksi serta merenggut masa depan mereka.

Jika dilihat dari faktor-faktor yang saling berkaitan baik secara langsung maupun tidak langsung, dibalik tingginya prevalensi anemia pada remaja di Indonesia.

Pertama, secara langsung disebabkan kurangnya asupan zat gizi baik kualitas atau kuantitas dan penyakit infeksi. Kedua, secara tidak langsung seperti pola asuh keluarga, ketahanan pangan, sanitasi lingkungan, kualitas dan akses layanan kesehatan.

Akar permasalahan utama tingginya prevalensi anemia remaja di Indonesia adalah pola asuh,  tingkat pendapatan keluarga, pendidikan, pengetahuan dan keterampilan. 

Perlu adanya gagasan atau ide baru dalam penanganan masalah tersebut, selain itu juga dibutuhkan keinginan yang kuat melalui penanganan sinergis, terintegrasi, dukungan dan peran semua pihak. Perbaikan pencegahan anemia dan kurang gizi remaja sangat diperlukan untuk mencegah kurang gizi ibu hamil serta generasi selanjutnya.

Salah satu upaya yang dapat dilakukan dalam penanganan dan pencegahan anemia remaja melalui pemberdayaan keluarga.

Ardian (2014) mengungkapkan masih banyak permasalahan terjadi di kalangan masyarakat umum. Beberapa keluarga mengalami ketidakberdayaan dalam menangani anggota keluarga yang sedang sakit atau masalah kesehatan, disebabkan sakit yang lama dan menghabiskan kemampuan keluarga dalam memberi bantuan.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline