Salah satu survei yang diselenggarakan oleh Badan Pusat Statistik (BPS) adalah Survei Pengukuran Tingkat Kebahagiaan (SPTK). Pengukuran tingkat kebahagiaan di Indonesia pertama kali diselenggarakan pada tahun 2013 dengan nama kegiatan Studi Pengukuran Tingkat Kebahagiaan. Kemudian pada tahun 2014 dan 2017 nama kegiatan menjadi Survei Pengukuran Tingkat Kebahagiaan. Sebelumnya sudah banyak negara di dunia yang melaksanakan survei untuk mengukur tingkat kebahagiaan penduduknya.
Pemerintah Indonesia memandang perlu untuk melaksanakan survei ini sebagai konfirmasi atas keberhasilan pembangunan nasional. Indikator ekonomi belumlah cukup untuk mengukur keberhasilan pembangunan, akan tetapi diperlukan pula indikator dari sisi sosial. Indikator ini digunakan untuk mengetahui tingkat kesejahteraan penduduk Indonesia.
Sesuai dengan namanya, tentu saja survei ini pengukurannya kebanyakan bersifat kualitatif sehingga perlu untuk menggunakan skala interval dalam pengukurannya. Untuk memudahkan petugas mengumpulkan data, mereka dibekali alat ukur scoring (rating scale) yang berupa peraga visual bertuliskan angka 0 hingga 10, nantinya respondenlah yang akan menentukan dimana tingkat kepuasan dan kebahagiaan mereka pada indikator yang ditanyakan. Hasil dari pengumpulan data SPTK adalah berupa angka indeks yang memiliki skala 0-100. Pada tahun 2017 terdapat 3 dimensi yang menyusun indeks kebahagiaan, yaitu indeks dimensi kepuasan hidup, indeks dimensi perasaan dan indeks dimensi makna hidup.
Pada tahun 2017, BPS merilis indeks kebahagiaan penduduk Indonesia sebesar 70,69. Hasil SPTK 2017 menunjukkan indikator dengan indeks tertinggi adalah kepuasan akan keharmonisan keluarga dan indikator dengan indeks terendah adalah kepuasan akan pendidikan/keterampilan.
Hasil SPTK 2017 menunjukkan bahwa penduduk di daerah perkotaan lebih bahagia dibandingkan penduduk yang tinggal di daerah pedesaan. Dari sisi geografis, provinsi dengan indeks kebahagiaan terbesar adalah provinsi Maluku Utara 75,68 dan provinsi dengan indeks kebahagiaan terendah adalah Papua sebesar 67,52. Sementara penduduk berjenis kelamin laki-laki ternyata memiliki tingkat kebahagiaan yang lebih tinggi daripada penduduk perempuan. Dari sisi kelompok umur menunjukkan bahwa semakin tua umur seseorang, tingkat kebahagiaan pun juga semakin menurun. Yang cukup menarik adalah indeks kebahagiaan penduduk yang belum kawin lebih tinggi dari penduduk dengan status kawin. Akan tetapi dari dimensi kepuasan hidup, penduduk dengan status belum kawin memiliki tingkat kepuasan hidup lebih rendah dari penduduk yang berstatus kawin.
sumber : www.bps.go.id
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H